Disepanjang masa kita melakukan aktivitas yang berhubungan dengan manusia, lingkungan tempat hidup baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa. Kita juga melakukan hubungan dengan Sang Pencipta semesta yaitu Allah swt. Allah tidak melihat rupa dan harta, melainkan melihat hati dan amal. Penilaian Allah tertuju pada hal-hal yang lebih dalam dari sekadar yang tampak dari tubuh dan yang terkesan mewah di mata kebanyakan manusia.

Sering sekali seseorang menilai orang lain dengan sisi luarnya saja seperti dari wajahnya, dan kemewahan serta kemegahan hartanya. Yang membuat orang sering memuji, menghargai, dan menyegani orang-orang yang memiliki rupa yang indah dan harta yang berlimpah. Jika manusia dengan manusia lainnya menilai dari sisi luarnya saja, tapi berbeda dengan Allah swt. Ia tidak melihat manusia dari rupanya yang cantik atau jelek dan tidak pula melihat dari seberapa harta yang manusia itu miliki.

Bukanlah kesempurnaan fisik maupun kekayaan harta, tetapi pada kualitas hati dan amalan hamba-Nya. Hati seharusnya menjadi perhatian utama daripada yang lainnya. Baiknya hati, berakibat kepada baik pula amalan lainnya. Hati yang bersih, berakibat kepada amalan yang lain bisa diterima. Beda halnya jika memiliki hati yang rusak, terutama hati yang tercampur noda iri, dengki, fasik dan syirik.

Dalam hadist riwayat Muslim Nomor 2564 disebutkan, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِـنْ يَنْظُرُ إِلَى قُــــلُوبِكُمْ وَأَعْمَــالِكُمْ

Terjemah:”Sungguh Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, melainkan melihat hati dan amal kalian.” (HR Muslim)

Melalui hadits tersebut kita bisa melihat bahwa rupa dan harta tidak akan menjadi perhatian bagi Allah, Allah akan memperhatikan secara lebih dan utuh kepada isi hati manusia dan amalan yang dilakukannya. Hati yang berisi ketakwaan yang absolutlah yang akan Allah lindungi dengan cinta.

قال الحافظ ابن رجب : وإذا كانت التقوى في القلوب فلا يطلع أحد على حقيقتها إلا الله عز وجل كما قال النبي صلى الله عليه وسلم { إن الله لا ينظر إلى صوركم وأموالكم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم } رواه مسلم . فكثير من يكون له صورة حسنة أو مال أو جاه أو رياسة في الدنيا ويكون قلبه خرابا من التقوى ، ويكون من ليس له ذلك قلبه مملوءا من التقوى فيكون أكرم عند الله عز وجل بل ذلك هو الأكثر وقوعا

Terjemah:” al hafidz ibnu rojab berkata : dan ketika taqwa tempatnya berada di dalam hati maka tidak ada seorang pun yg dapat melihatnya secara hakekat kecuali Allah azza wajalla, sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam :’ sesungguhnya Allah tdk melihat bentuk dan harta kalia tetapi Allah melihat pada hati dan amalan kalian” (HR. Muslim)

Segala hal berhubungan dan berasal dari hati, hati yang bersih adalah hati yang salim. Mereka memelihara amalan-amalan tapi tidak memelihara hatinya. Mereka menyempurnakan ilmu dan amalan kemudian membiasakan ketaatan dhohir dan meninggalkan kemaksiatan, tapi sayangnya mereka tidak meneliti hatinya agar menghilangkan sifat-sifat tercela dari dalam hati, misalnya sifat sombong, iri, dengki, pamer, mencari pangkat, harapan buruk terhadap teman dan relasi serta mencari ketenaran di negara dan hamba, padahal mereka tau bahwa hati adalah pokok dari segalanya, karena tidak akan selamat kecuali orang yg mendatangi Allah dengan hati yg salim. Perumpamaan mereka adalah kuburannya orang-orang yg telah meninggal, dhohir kuburan dihiasi dengan indah sedangkan isinya adalah bangkai.