Sahabat mq, sebaik apapun yang kita lakukan, tidak akan bisa membuat semua menganggap itu baik. Oleh sebab itu, dalam berbuat baik, kita hendaknya tidak usah terpenjara oleh kelakuan dan perkataan orang, karena apa yang diucapkannya pasti kembali kepada dirinya sendiri.
Jika kita yakin dan terikat dengan apa yang Alloh Subhanahu Wa ta’ala sukai, energi untuk berbuat baik pun dengan sendirinya bertambah. Oleh sebab itu, ingatlah selalu kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala karena itu akan menjadi obat yang sangat mujarab. Lain halnya apabila kita ingatnya hanya kepada orang dan tidak dikaitkan kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, itu dapat menjadi penyakit kronis yang akan menggerus kebahagiaan dan kesehatan.
Syarat amal kita bisa diterima oleh Alloh Subhanhu Wa Ta’ala
Ketika kita mati, kita hanya bisa membawa amal, dan amal yang akan menolong kita adalah amal yang diterima oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu hendaklah kita menyibukkan diri dalam beramal, karena itulah yang dibawa oleh kita kedalam kubur. Adapun syarat amal kita bisa diterima oleh Alloh Subhanhu Wa Ta’ala adalah:
- Melakukan semata-mata hanya karena Lillahita’ala.
- Caranya disukai oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Ciri amal yang diterima oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala adalah, amal yang sebenarnya kita anggap remeh, sebaliknya jika merasa apa yang kita amalkan adalah hal yang besar, maka itulah amal yang dianggap menjadi amal yang kecil di mata Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Sahabat mq, kita semua sudah tahu bahwa dalam beramal, harus diirngi dengan hati yang ikhlas, jangan sampai kita beramal ada secuil dalam hati kita ingin dipuji oleh mahluk. Karena yang demikan amal yang kita kerjakan akan menjadi sia-sia, bahkan akan berbuah dosa ke syirikan, yaitu berharapnya hati kita kepada selain Allah, yaitu beramal dengan beraharap pujian mahluk. Hendaknya di dalam hati ini ada keyakinan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, sehingga apapun amal kita, dimanapun, kelihatan atau tidak sama mahluk, hati kita tetap melekat/bersandar kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
jika kita beramal, niat kita harus ikhlas karena Allah swt
Sebagaimana hadist yang sering kita temukan, dan sangat popular mengenai setiap amal itu tergantung niat, dalam artian hal ini jika kita beramal niat kita harus ikhlas karena Allah swt, jangan kaitkan amal kita dengan apapun selain Allah swt. Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin (pemimpin kaum beriman) Abu Hafsh Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوي . فمن كانت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلي ما هاجر إليه
“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhari [Kitab Bad’i al-Wahyi, hadits no. 1, Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689] dan Muslim [Kitab al-Imarah, hadits no. 1907])
Sahabat mq, lakukan amal atau kebaikan sebanyak dan sesering mungkin, karena amal yang ikhlas akan menjaga kita dari ke musrikan. semakin banyak kita melakukan amal atau kebaikan yang tulus, semakin terjaga diri kita oleh kebaikan-kebaikan kita.
Mudah-mudahan kita bisa segera bertobat, dan sibuk dengan kebaikan, karana jika orang yang sibuk berbuat kebaikan akan dipersulit berbuat keburukan. Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah berkata,
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”[1]