Salah satu penyebab munculnya masalah dalam masyarakat adalah semakin mudah informasi menyebar, tapi semakin sedikit yang punya kesadaran untuk meneliti kebenarannya. Terkadang, kita menelan bulat-bulat informasi.
Allah menjelaskan dalam Surat Al-hujurat ayat 6,
“Wahai orang orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayunlah atau telitilah dulu, agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.”
Dengan tegas, Alquran mengajarkan kepada kita agar teliti terhadap kabar yang kita terima. Dan pada ayat ayat selanjutnya, Allah berbicara tentang persatuan. Sehingga, kita dapat mengambil pelajaran bahwa salah satu rusaknya persatuan adalah karena mudah menerima berita tanpa meneliti kebenarannya.
Apalagi jika seorang yang membawa kabar itu adalah orang fasiq, kita harus berhati–hati ketika mendapatkan informasi dari mereka. Namun, bukan hanya dari orang fasiq saja kita meneliti kabar, semua kabar dari siapa pun kita harus meneliti nya terlebih dahulu sebelum mempercayainya.
Karena kita akan menyeseal jika mudah menerima informasi tanpa menelitinya. Kita akan berbuat ceroboh ketika mengikuti berita yang salah dan banyak sekali hal berbahaya jika kita tidak bertabayyun menanggapi sebuah berita dan perbedaan yang ada di tengah tengah kehidupan kita.
Kecerobohan itu bisa jadi membuat kita menuduh orang yang sebenarnya baik bahkan bersih hanya karena berita yang berhembus tanpa tahu yang memulai berita tersebut. Hal ini pernah terjadi kepada isteri Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yaitu Aisyah radhiyallahu ‘anha yang dituduh berselingkuh dengan Sofyan bin Muathal. Jika masyarakat ketika itu tidak bertabayyun pasti akan menjadi sebuah fitnah yang luar biasa, hal tersebut benar benar mengkhawatirkan.
Kejadian ini perlu kita sikapi dengan serius, baik Alquran maupun hadist sudah menjelaskan bahwa kita harus bertabayyun dalam segala hal informasi atau berita dari mulut ke mulut sekali pun yang terdengar oleh telinga kita, supaya tidak terjadi kesalahpahaman.
Sahabat MQ, oleh karena itu, kita selalu dianjurkan untuk berprasangka baik kepada orang, meskipun kita telah mendengarkan berbagai macam informasi keburukan tentangnya. Hal tersebut bisa menjauhkan diri kita dari munculnya fitnah yang keluar dari lidah kita, yang jika fitnah itu terucap bisa menjadikan dosa besa pada kita.