Sahabat MQ, Kurban adalah syariat yang dikaitkan kepada Nabi Ibrahim alaihissalam. Dalam kurban, ada dua hal yang kita lakukan, yaitu; takwa dan tawakal. Kedua hal ini adalah rangkaian yang Allah janjikan akan banyak jalan keluar. Allah berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا () وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 2-3)
Ustaz Budi Prayitno dalam program Inspirasi Malam MQFM mengatakan, jika kita bertakwa, maka Allah beri jalan keluar dan rizki dari jalan yang tidak kita duga. Dan kalau kita tawakal, Allah yang akan segalanya.
Di dalam kurban terlihat kedua hal ini. Syariatnya, Nabi Ibrahim alaihissalam, kalau bukan karena takwa tidak mungkin mau menyembelih anaknya. “Tapi catat hanya Nabi Ibrahim saja. Nabi lain saja tidak, maka kita jangan mencobanya. Nabi Ismail kemudian digantikan dengan kambing yang sangat besar,” jelas Ustaz Budi.
Sebenarnya, dilema mana ada orang tua tega menyembelih anak. Namun, Nabi Ibrahim karena takwanya, taatnya melakukan hal tersebut tanpa ragu. “Nabi Ibrahim, Allahperintah, langsung taat, urusan nantinya gimana, gimana Allah,” kata Ustaz Budi.
Belajar Takwa dari Para Nabi
Para nabi adalah orang yang bertakwa. Nabi Ibrahim tidak tahu anaknya akan berubah menjadi kambing, Nabi Ibrahim tidak tahu ketika dilempar ke api, akan menjadi dingin. Nabi musa juga tidak tahu ketika melemparkan tongkatnya akan berubah menjadi ular yang besar, yang memakan ular-ular tukang sihir Fir’aun. Nabi Musa juga tidak tahu kalau memukul tongkat air laut akan terbelah. Hal itu karena takwa.
Jadi, ketika takwa, Allah beri jalan keluar dan rizki. Seperti kisah Siti Hajar, ikhtiarnya lari dari Shafa ke Marwah ternyata keluar air zam-zamnya di dekat hajar aswad yang hingga kini masih ada. “Rizkinya laa yahtasib (tidak terhitung),” kata Ustaz Budi.
Modalnya adalah takwa. Dan ini ada dalam kurban. Takwa ini juga modal kita untuk menghadap kepada Allah. Kalau tidak bertakwa repot, karena inna akramakum indallahi atqakum, yang paling mulia di hadapan Allah bukan yang kaya atau miskin, tapi yang bertakwa.
Semoga di hari raya idul adha ini, kita bisa menjadi orang yang bertakwa dan bertawakal kepada Allah. Karena, hadiahnya akan Allah keluarkan dari segala jenis persoalan dan Allah beri rizki yang tak berbatas.
Simak selengkapnya di sini.