Sahabat MQ, bencana dan musibah terkadang datang menghampiri kita. Tak jarang kita menjadi bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi? apakah bencana tersebut merupakan ujian atau azab dari Allah?
Mengingat setiap musibah yang datang, seringkali dikaitkan dengan azab Allah kepada manusia dan seringkali juga dikaitkan dengan dosa-dosa yang diperbuat manusia di lokasi yang terkena bencana.
Lalu bagaimana kita seharusnya memaknai datangnya bencana?
Bencana itu Musibah
Dalam Islam, bencana adalah musibah, bukan petaka atau azab. Adakalanya musibah merupakan sebuah ujian dari Allah ta’ala dan adakalanya pula musibah tersebut merupakan teguran atau bahkan azab dari Allah.
Cobaan dan ujian adalah sunnatullah yang Allah berlakukan terhadap hamba-hambaNya di muka bumi. Cobaan dan ujian merupakan hakikat dari kehidupan manusia di dunia. Seperti dalam surat al-mulk ayat 1 dan 2, yang artinya:
“Maha suci Allah yang di tanganNya lah segala kerajaan. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun.”
Musibah sebagai Peringatan
Musibah kadang juga datang untuk memperingatkan kita agar kita segera tersadar dan kembali ke jalan Allah setelah beberapa waktu tersesat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 1 – 3:
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Sedangkan dalam Al-Qashas, Allah berfirman:
“Maka kami hukumlah fir`aun dan bala tentaranya, lalu kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.”
Ya. Cobaan dan ujian dapat menjadi peluang introspeksi diri dan pelajaran agar manusia dapat lebih baik dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Cobaan dan ujian juga merupakan salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-hambaNya.
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:
“Besarnya suatu pahala adalah tergantung dari besarnya ujian dari Allah. Dan sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka. Jika dengan ujian tersebut mereka rida, maka Allah pun memberikan keridhaan-Nya. Dan siapa yang marah atau tidak rida, maka Allah pun marah terhadapnya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sekalipun ujian dan cobaan adalah hakikat kehidupan, tetap saja kesedihan pasti datang saat manusia menghadapi musibah. Bahkan tidak hanya kesedihan, keputusasaan juga sangat mungkin hadir saat ditimpa musibah.
(Konten ini disiarkan dalam Segmen Mozaik Islam, setiap Sabtu – Ahad pukul 17.00 WIB)