Membaca merupakan sebuah pekerjaan yang memiliki banyak sekali manfaat bagi umat manusia. Dengan membaca, seseorang yang tidak tahu menjadi tahu, seseorang yang wawasannya sempit menjadi luas, seseorang yang kecil bahkan bisa menjadi besar, besar dalam artian besar ilmunya, besar rasa ingin tahunya dan besar pengetahuannya.Bahkan ada pepatah lama mengatakan “Membaca adalah jendela dunia.” Mengapa disebut jendela? Perumpamaan jendela seperti ‘kebebasan’ dan ‘kesejukan’. Bayangkan saja jika rumah kita selalu tertutup rapat tanpa jendela yang terbuka? Pasti panas, pengap dan gerah sekali rasanya. Sama halnya jika kita tidak memiliki ilmu pengetahuan. Pasti kita akan merasa kosong, gamang dan gelap dalam memandang dunia.
Apa yang harus kita baca?
Jawabannya adalah buku. Buku pelajaran, novel, cerpen, buku karangan ilmiah, dan sebagainya. Bahkan, Mohammad Hatta mengatakan, “Dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana saja. Karena dengan buku aku bebas.” Kata-kata ini dikatakan Mohammad Hatta ketika dirinya di penjara karena melawan penjajah ketika masa penjajahan masih terjadi di Indonesia.
Namun, ketika Indonesia makin maju dari segala aspeknya, justru minat baca pada generasi muda kian menurun setiap tahunnya. Dilansir dari Tribunnews.com, berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Pengaruh utama terletak pada kemunculan internet karena sebanyak 132,7 juta jiwa warga Indonesia merupakan pengguna aktif internet.
Bukan hanya internet, kurangnya dukungan orangtua dan pembinaan sejak dini memiliki pengaruh yang besar pula terhadap kurangnya minat baca terhadap anak-anak. Selain itu juga sarana dan prasarana atas perpustakaan di Indonesia belum berjalan dengan efisien. Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki perpustakaan, sehingga murid-murid di sekolah pun kekurangan alat bacaan.
Sebenarnya, minat membaca di Indonesia bisa saja berjalan dengan baik jika adanya kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan. Kesadaran tersebut seharusnya dibangun dan ditanamkan sejak dini atau ketika masih kecil. Rumah merupakan tempat pembinaan dan pendidikan yang paling penting bagi seorang anak. Disanalah orang tua memiliki peran penting dan juga merupakan seorang pendidik paling pertama ketika seorang anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.
Orang tua yang baik, tidak akan membiarkan seorang anak bekerja tanpa ilmu. Orang tua yang peduli, tidak akan membiarkan anaknya tumbuh bersama kebodohan. Orang tua yang mengerti, tidak akan membiarkan anaknya dikuasai oleh dunia. Orang tua yang baik, tidak akan membiarkan anaknya jatuh ke jurang kebodohan. Sadar akan pentingnya ilmu akan menjadikan anak-anak keturunan kita kelak menjadi orang-orang yang tidak hanya berilmu, namun juga beradab.
Bukan hanya saja diisi dengan ilmu, namun juga memberi pendidikan akhlak agar ilmu dan akhlak membentuk seseorang menjadi orang yang beradab. Jangan sampai, ketidaktahuan akan ilmu pengetahuan membuat seseorang terbunuh atau merasa dibunuh oleh dunia.
Maka dari itu, mari kita tumbuhkan jiwa-jiwa seorang mujahid dalam menuntut ilmu dunia dan agama agar kita terbunuh akan kebodohan dan kemaksiatan dunia. Karena mencari ilmu itu sulit dan melelahkan, maka orang yang berilmu dan berpengetahuan merupakan orang-orang yang sangat hebat karena ia bisa melewati kesulitan dan kelelahan dalam menuntut ilmu.