Sahabat MQ, hati kita begitu sakit saat melihat dan mendengar orang lain menghina Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam. Kita tak rela kala Nabi Muhammad yang mulia digambar dalam sebuah karikatur.

Rasa sakit ini adalah tanda bahwa kita insyaAllah mencintai Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam. Sehingga, ketika ada yang menghina beliau, hati kita terluka hingga mengecam mereka yang telah menghina rasulullah shalallahu alaihi wasalam.

Sahabat MQ, cinta kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam harus terus kita pupuk, kita siram, sehingga cinta kita untuk beliau tak pernah surut. Namun, apa tandanya jika kita telah mencintai seseorang?

Tanda Cinta kepada Rasulullah ﷺ

Imam Al-Qadhi ‘Iyadh Al-Yahshubi berkata:

“Ketahuilah, barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaanya dan hanya mengaku-aku tanpa bukti nyata.”

Maka, orang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya.

Bukti cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang utama adalah dengan meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, dan menghiasi diri dengan adab-adab yang beliau contohkan, baik dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit.

Ya. Jelaslah bahwa mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah dengan meneladani petunjuk dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berusaha mempelajari dan mengamalkannya dengan baik.

Dan bukanlah mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memuji dan mensifati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berlebihan, yaitu ketika menempatkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kedudukan yang telah Allah subhanahu wa ta’ala tempatkan beliau padanya.

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Janganlah kalian memuji diriku secara berlebihan dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang nasrani melampaui batas dalam memuji Nabi Isa bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya.“

Inilah makna cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipahami dan diamalkan oleh generasi terbaik umat ini, para sahabat radhiallahu ‘anhum.

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata,

“Tidak ada seorangpun yang paling dicintai oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi jika mereka melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak berdiri (untuk menghormati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci perbuatan tersebut.