Orang yang ikhlas betul betul sudah tidak mencari kedudukan disisi makhluk, dan orang yang yakin kepada Allah, sudah tidak peduli apakah orang lain akan memuji atau mencaci dirinya, karena itu semua tidak ada apa apa nya, yang ada apa apa nya adalah Allah ridho atau tidak kepada dirinya.

Ketika seseorang sudah menginginkan Allah suka kepada dirinya, maka standar dirinya akan melampaui standar orang yang menginginkan makhluk menyukai dirinya. Karena seseorang yang  sukses dalam pandangan Islam itu adalah “Ahli Taqwa” yang mana nanti ujungnya atau goalnya adalah husnul khatimah, adapun gelar, pangkat, jabatn dll hanya cobaan bukanlah  tanda kesuksesan.

Orang yang yakin pada Allah pasti syukur

Orang yang yakin kepada Allah pasti bersykur, karena ia yakin semua nikmat datang dari Allah. Dan kaalau seseorang adalah ahli syukur maka pasti akan ahli terimakasih pada makhluk, yang menjadi jalan nikmat Allah. Sungguh orang yang  yakin pada Allah maka akan syukur dalam segala keadaan, karena dia yakin dengan syukurlah nikmatnya bisa bertambah.

Nikmat itu hanya Allah yang megang, hanya Allah yang bagikan, maka dengan syukur kepada Allah lah maka kemudian nikmatnya bertambah. Boleh jadi kita  mempunyai keinginan, tapi yang membuat bertambahnya nikmat bukan karena hebatnya keinginan kita, tapi karena hebatnya syukur terhadap Allah swt.

Orang yang bersukur hatinya akan yakin kepada  Allah, lisannya selalu memuji Allah, akan berterimakasih kepada yang jadi jalan nikmat, dan akan menggunakan nikmat itu untuk semakin taat.

Ciri ahli syukur adalah ibadahnya jadi semakin kuat.

Punya rumah besar tidak tahu syukur, tidak akan bahagia, maka syukur jugalah yang akan mendatangkan kebahagiaan. Lantas syukur dulu atau nikmat dulu? kalau orang yang kurang yakin dia akan menunggu dulu nikmat baru bersyukur, tapi kalau orang yang sudah yakin dia akan bersyukur dulu.

orang yang yakin kepada Allah tidak akan sibuk dengan penilaian orang pada dirinya, sebab yang dia lihat adalah apa yang Allah tahu tentang dosanya. Bagaimana kita sibuk dengan penilaian orang atas kebaikan kita, sedangkan Allah melihat kebneran terhadap kita. Allah tahu kualitas  shalat yang belum khsyu’, ngaji yang belum tartil, dan hati yang jarang yakin kepada  Allah.  Maka jatuhnya orang yang yakin ke Allah akan lebih banyak bertaubat. Sungguh jika orang-orang tidak suka terhadap kita, itu bukan suatu ancaman, tapi ketika Allah benci terhadap kita, maka itu adalah petaka, dan dosalah yang membuat Allah benci.

Maka orang yang yakin kepada Allah akan lebih banyak menangisi dosanya dan jarang sibuk dengan keburukan oranglain kepada dirinya, karena dia tidak terancam dengan keburukan orang lain pada dirinya, dan itu bisa terlihat dari istighfarnya.

Apa lagi ciri orang yang yakin? dia akan sabar menghadapi situasi apapun, karena dia yakin dirinya milik Allah, Innaalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun…

Semua yang kita miliki adalah mutlak kepemilikan Allah

Kita ini milik Allah, kita ini ciptaan Allah, Allah Maha Baik, Allah Maha Bijaksana, Allah Maha Penyayang, dan ketika Allah memberikan cobaan yang tidak cocok dengan keinginan kita, siapa yang lebih tahu yang terbaik untuk kita? kita atau yang menciptakan kita?  Maka tiada yang lebih tahu dari yang menciptakan kita, yakni Allah swt.

Allah ingin agar kita mulia dengan cara Allah. Allah ingin membersihkan kita dari dosa maka Allah kasih bala kepahitan, bergugurlah dosa dosa kita, karena dosa dosa kitalah yang mengancam kita, sedang kita nya kurang bertaubat, maka Allah kasih penghapusnya.