Nabi Musa dikejar oleh para pemimpin Fir’aun yang bersepakat untuk membunuhnya. Ia pun berjalan ke arah Madyan dengan diliputi rasa cemas dan takut. Ia membutuhkan bantuan, namun tak ada tempat mengadu.
Di tengah perjalanan, Nabi Musa menjumpai dua wanita yang mengantri untuk mengambil air untuk ternaknya, namun mereka tidak mampu melakukannya. Nabi Musa pun membantu kedua wanita tersebut.
Di saat itulah, Nabi Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi, tiada lagi tempat mengadu, tidak ada keluarga, tidak ada pekerjaan, dan tidak mungkin kembali ke Mesir. Di saat itulah, Nabi Musa merasa sangat butuh pertolongan Allah. Di bawah teduh pepohonan, beliau berdoa yang diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Qashas ayat 24:
“rabbii innii limaa an zalta ilayya min khairin faqir” – ya Allah, sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang engkau turunkan kepadaku.
Seusai berdoa, Allah hilangkan keresahan Nabi Musa dan menggantinya dengan kebaikan – kebaikan yang datang dariAllah. Wanita yang ia tolong mengundangnya ke rumahnya untuk menemui ayahnya. Allah menolong Nabi Musa dan memberikannya lingkungan yang baik, istri, pekerjaan, dan tongkat yang kelak akan menjadi mukjizat baginya.
Nabi Musa berdoa kepada Allah dengan penuh rasa harap, merasa fakir di hadapan Allah, memohon agar allah menurunkan banyak kebaikan untuknya.
Sahabat mMQ, doa ini bisa kita ucapkan kala kita merasa dalam situasi yang tidak menyenangkan dan tidak memiliki harapan, selain kepada Allah.
“rabbii innii limaa an zalta ilayya min khairin faqir” – ya Allah, sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang engkau turunkan kepadaku.