Setiap orang tentu mendambakan seorang anak yang saleh. Karena anak yang baik merupakan karunia dan anugerah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Begitu pun dengan Nabi Ibrahim, ia mendambakan seorang anak yang saleh.

Kala itu, Nabi Ibrahim telah lama berdakwah menyeru kaumnya untuk menyembah Allah. Namun, hanya sedikit yang menyambut baik dakwahnya. Hinaan dan cercaan justru lebih banyak ia dapatkan, termasuk dari keluarganya.

Di tengah kondisi tersebut, Nabi Ibrahim merasa tidak mampu lagi mengajak kaumnya untuk menyembah Allah. Ia pun kemudian memutuskan untuk berhijrah, meninggalkannya seraya berkata, “sesungguhnya aku harus pergi menghadap Tuhanku. Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”

Lalu Nabi Ibrahim berdo’a, “Rabbii hablii minashalihiin – ya Allah, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh.”

Dan Allah pun kemudian memberikan anugerah kepada Nabi Ibrahim berupa anak – anak yang saleh sebagai ganti dari kaumnya dan keluarganya yang mendustakannya.

Doa yang abadi tertulis dalam surat Ash-shaffat ayat 100:

“Rabbii hablii minashalihiin” 

“Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang shaleh.”