Nabi Ayyub diuji oleh Allah selama tujuh tahun. Ia yang semula kaya raya tiba-tiba jatuh sakit. Sakitnya ini membuat ia tidak dapat bekerja dan kekayaannya yang bersumber dari bidang pertanian dan peternakan itu pun, akhirnya habis.
Penyakit yang diderita Nabi Ayyub tergolong penyakit yang menular, sehingga masyarakat mengusirnya dengan alasan tidak mau tertular. Penyakit itu pun lalu menulari anak-anak Nabi Ayyub. Satu per satu tertular, sakit, hingga meninggal. Kesembilan anaknya seluruhnya meninggal.
Nabi Ayyub baru berdoa ketika mengetahui istrinya menjual rambutnya hingga tak tersisa lagi satu helai pun rambut istrinya, karena tak ada lagi pekerjaan.
Begitu Nabi Ayyub tahu istrinya menjual rambut demi mendapatkan makanan, ia pun berdoa:
Rabbii annii massaniya dhurru wa anta arhamu rrahimiin
Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah disentuh musibah dan penyakit, dan Engkau Mahapenyayang di antara semua penyayang.
Nabi Ayyub hanya mengadu pada Allah bahwa ia tertimpa musibah dan ia tidak mengucapkan meminta kesembuhan, meskipun ia telah sakit bertahun – tahun.
Setelah Nabi Ayyub berdoa, Allah kemudian mengabulkan doa ini dengan segera. Ia kembali sehat, hartanya kembali banyak, dan kembali memiliki anak yang jumlah dan jenis kelaminnya sama dengan anak-anak sebelumnya, sembilan putri.
Maka ketika musibah menimpa, penyakit menghampiri diri kita, kita bisa mencontoh doa Nabi Ayyub ini.