Dokter Ihsan, seorang dokter ahli syaraf terkenal dari Pakistan. Ia adalah dokter terbaik di negaranya dan beliau adalah orang yang sangat sibuk. Dia sangat sulit ditemui, membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan sebelum mendapatkan perjanjian untuk dapat menemuinya. Sering sekali beliau harus melakukan perjalanan ke berbagai kota bahkan ke luar negeri.
Suatu ketika, Dokter Ihsan tengah berada dalam suatu penerbangan ke luar kota. Pesawat yang ia tumpangi adalah pesawat kecil yang hanya beberapa orang saja penumpangnya. Tiba-tiba, langit pada saat itu gelap dan kilat-kilat mulai menyambar. Turunlah hujan yang sangat deras. Kondisi ini mengakibatkan banyak guncangan di dalam pesawat, bahkan salah satu mesin pesawat tersambar petir.
Mesin pesawat rusak dan harus segera mendarat. Pendaratan darurat dilakukan di bandara terdekat yakni di bandara yang kecil di area terpencil. Hal ini membuat dokter ihsan terkejut.
Tidak ada seorang pun di tempat itu yang bisa memperbaiki mesin pesawat. Terpakas semua harus menunggu bantuan datang. Dokter Ihsan mulai gelisah, ia harus pergi ke kota berikutnya. Kegelisahannya itu di ungkapkan pada kapten pilot.
Sang kapten memberitahukan bahwa kota yang dimaksud dapat ditempuh dalam waktu tiga jam perjalanan darat dan ia mengusulkan Dokter Ihsan untuk naik mobil saja. Akhirnya Dokter Ihsan pun melakukan saran sang kapten, ia memutuskan untuk naik taksi.
Kala itu, langit masih tampak mendung, kilat menyambar dan hujan turun sangat deras. Mobil yang ia tumpangi tidak dapat bergerak lebih jauh karena terjadi banjir.
Situasi tersebut bertambah genting karena mereka tengah berada di suatu tempat di mana di kanan dan kiri jalan hanya ada persawahan dan mereka tidak bisa kemana-mana.
Di tengah tempat yang tidak mereka kenali itu, kemudian mereka melihat ada sebuah rumah di daerah itu. Sang dokter memutuskan untuk berteduh ke rumah itu.
Dibukakanlah pintu rumah dan beliau mendapati seorang nenek yang mempersilahkan masuk. Di dalam rumah terdapat musola kecil dan dokter juga melihat seorang anak kecil terbaring di atas tempat tidur.
Dokter Ihsan, sopir, dan sang nenek menunaikan sholat bersama. Setelah itu, sang dokter berniat pamit untuk melanjutkan perjalanan,
Ucapan terimakasih pun diucapakan oleh dokter atas kebaikan sang nenek. Sebelum pergi, Dokter Ihsan bertanya kepada nenek tersebut, “Apa yang terjadi dengan anak itu?”
Sang nenek menjawab, “Dia anak yatim. Aku adalah neneknya yang merawatnya sejak kecil. Saat ini dia sedang sakit parah. Kami telah mengunjungi dokter di daerah ini tapi tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Salah seorang dokter memberitahu bahwa hanya ada satu dokter spesialis yang bisa menolongnya. Kami berusaha menemuinya tapi mereka meminta untuk menemuinya enan bulan kemudian. Tempatnya pun sangat jauh. Sejak saat itu aku berdoa dan memohon kepada Allah untuk memudahkan urusan kami.
Dokter Ihsan lalu bertanya, “Siapakah nama dokter spesialis itu?”
“Namanya adalah Dokter Ihsan,” jawab sang nenek.
Mendengar jawaban nenek tadi, Dokter Ihsan menangis dan sang nenek terkejut. Ia kembali bertanya ada apa gerangan tiba-tiba laki-laki ini menangis. Dokter Ihsan menceritakan kejadian yang dialaminya sehingga ia harus berteduh di rumah sang nenek. Pengobatan pun langsung dilakukan untuk menolong cucu nenek tadi.
Suatu hal yang hampir tidak bisa dipercaya, seorang dokter terkemuka yang hampir tidak mungkin menemuinya tanpa ada perjanjian sebelumnya. Namun, sang dokter seolah digiring untuk sampai di rumah nenek tadi dan bisa melakukan pengobatan di sana.