Sejarah besar dalam perjalanan umat Islam adalah peristiwa Penaklukkan Kota Mekkah yang terjadi di Bulan Ramadan. Peristiwa besar ini terjadi karena penghianatan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy dalam Perjanjian Hudaibiyah.
Dalam perjanjian tersebut tertulis, “Barangsiapa yang ingin masuk ke kelompok Rasulullah, maka dipersilahkan bergabung. Dan yang ingin bergabung dengan orang-orang Mekkah juga dipersilahkan bergabung. Kabilah manapun yang bergabung dengan salah satu kelompok ini, maka ia adalah sekutu dari kelompok tersebut. Dan permusuhan yang ditujukan kepada kabilah-kabilah tersebut, dianggap permusuhan terhadap kelompok tersebut.”
Sesuai dengan perjanjian, Bani Khuza’ah masuk ke kelompok Rasulullah. Dan Bani Bakr bergabung dengan orang-orang Quraisy lainnya.
Ternyata Bani Bakr memanfaatkan kondsi damai ini untuk melancarkan serangan kepada Bani Khuza’ah agar mereka bisa membunuh orang-orang Khuza’ah tanpa mereka bersiap mengadakan perlawanan.
***
Terjadilah pembantaian di tanah haram. Peristiwa ini merupakan pelanggaran terhadap perjanjian damai yang telah disepakati, perjanjian damai hudaibiyah.
Sampailah kabar tersebut ke telinga Rasulullah, beliau pun memenuhi janjinya terhadap sekutunya, Bani Khuza’ah.
Abu Sufyan, yang kala itu belum masuk Islam datang langsung menemui Rasulullah di Madinah, melobi beliau agar mau memaafkan penghianatan tersebut. Rasulullah menolak permintaan Abu Sufyan.
Tak berhenti disitu, Abu Sufyan datang menemui istri Rasulullah yang merupakan anak kandungnya, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, agar anaknya mau melobi Rasulullah. Ternyata, Ummu Habibah pun tegas menolak keinginan sang ayah, bahkan ia tidak sudi tikar yang biasa dipakai Rasulullah duduk di rumahnya, diduduki sang ayah yang kala itu adalah musuh Allah dan Rasul-Nya.
Abu Sufyan terus melobi orang-orang yang dekat dengan Rasulullah, seperti; Abu bakar, Umar, dan Ali bin Abi Thalib, agar melobi Rasulullah untuk mengurungkan niat menyerang Mekkah. Mereka semua tidak bisa memberikan solusi bagi Abu Sufyan.
Abu Sufyan pulang ke Mekkah dan membawa kabar genting bahwa Muhammad akan menyerang Mekkah. Setelah 10 hari lebih bulan Ramadan di tahun 8 Hijriyah, Rasulullah berangkat ke Mekkah bersama 10.000 orang sahabat. Tidak ada satu pun orang Quraisy yang mengetahui keberangkatan beliau dan pasukannya menuju Mekkah.
Seluruh pasukan islam memasuki Mekkah melalui jalur-jalur yang telah direncanakan sebelumnya. Penduduk Mekkah pun sangat terkejut dengan kedatangan kaum muslimin. Mereka yang sudah takut sebelumnya, semakin Allah tambahkan rasa takut di dalam hati mereka. Akhirnya Mekah pun ditaklukkan. Rasulullah dan para sahabat muhajirin memasuki kampung halaman mereka yang telah lama mereka tinggalkan.
Inilah langkah besar pasukan Islam untuk menyerukan Islam di wilayah-wilayah Arab lainnya, karena Mekkah menjadi panutan bagi bangsa-bangsa Arab sekitarnya.