Semua orang menginginkan ketenangan hati, karena ketenangan hati tidak dapat dibeli, ketenangan hati tidak dapat diukur oleh materi, ketengan hati tidak dapat disetarakan dari seberapa sukses pencapaian kita, karena banyak orang yang kaya raya dengan harta yang melimpah, tidak ada rasa ketenangan dalam hatinya, banayak orang yang sudah mendapatkan segalanya, sudah merasakan keindahan dan berkeliling dunia, namun belum nampak dalam hatinya rasa ketenangan.
Ketenangan hati bukan Nampak dari fisik
Bila kita melihat raut wajah orang yang tenang, cerah, maka ketahuilah ketenangan bukan terletak pada wajahnya, bila kita melihat orang melangkahkan kakinyadengan tenang, penuh wibawa, maka ketenangan bukan pada kakinya, bila tampak ayunan tangannya tidak tergesa-gesa, maka bahagia bukan pada tangannya.
Dimanakah letak ketenangan dan kebahagaia itu?
Ketahuilah dalam jasad ada segumpal/sekepal/sesuap daging, maka kalau segumpal darah itu baik, maka yang lain akan ikut menjadi baik, dan kalau yang segumpal itu rusak, maka diapun akan menjadi rusak. Itulah yang menjadikan mata, telinga, tangan, kaki serta yang segumpal itu pulatempat rindu, benci, marah, ridha, ikhlas, fasik, hasad, kufur, disanalah bersemayam rindu dan benci.
Lantas apakah yang segumpal darah itu ?
Itulah qalbun (hati), yang mana dalam al-qur’an memiliki arti “yang berbolak-balik”. Maka dari itu hati itu sifatnya adalah berbolak-balik. Kadang hati merasakan kebahagian, terkadang pula merasakan sedih, terkadang pagi hati tenang, sore datang menjadi susah, kadang pagi hati lapang, petang tiba, diapun gundah.
Lantas bagaimana yang dapat membuat hati menjadi tenang ?
Maka firman Allah swt dalam Qur’an Surat Ar-Ra’du ayat ke 28
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (٢٨)
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Dan dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash Radiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya) :
“Sesungguhnya hati-hati bani Adam seluruhnya berada diantara dua jemari Ar Rohman laksana satu hati Ia bolak-balikkan hati tersebut sekehandaknya.” Kemudian Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam berdoa : “Ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati palingkanlah hatiku untuk mentaati-Mu”.
Sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada Allah
Maka dari itu hendaklah setiap orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wajib mempunyai keyakinan , bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketentraman hati yang hakiki adalah dengan berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, membaca al-Qur’an, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang maha Indah, dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya. Bahkan,ketika kita benar-benar mendalaminya, maka tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia melebihi berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah lah zat yang memberikan rasa ketenangan
Sungguh hanya Allah lah zat yang memberikan rasa ketenangan, Allah pula yang membuat hati seseorang gelisah, begitupun hati kita adalah milik Allah, mungkin dia ada dalam diri kita, tapi bukan milik kita. Bahkan apa yang ada di bumi, di langit hanyalah milik Allah, oleh karenanya balikan semuanya kepada Allah ta’ala, karena dari Allah untuk Allah.
Dari sini kita telah mengetahui bahwa segala sesuatu itu bersal dari Allah, dan kembali untuk Allah, Allah berikan kepada kita agar kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah. Karena dengan mendekatkan diri kita serta menambah kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala kita akan menemukan jalan keluar dari segala masalah yang kita jumpai dari arah yang tidak disangka-sangka, apapun masalah yang menimpa hamba tersebut.