Sahabat MQ, orang bilang hidup hanya sekali. Oleh karena itu, hidup harus dinikmati. Paham ini yang terkadang membuat kita salah kaprah. seringkali menikmati hidup ini dicerminkan melalui perilaku yang cenderung mengejar kesenangan sesaat, seperti yang kita dikenal dengan yolo/ you only live once //
Memang benar, hidup hanya sekali, tetapi itu hanya kehidupan di dunia. Akan ada kehidupan di akhirat yang kekal dan abadi. Kita akan dibangkitkan kembali, dihidupkan kembali di akhirat nanti, untuk apa? Untuk menghadap Allah, dihisab untuk dimintai pertanggungjwaban, dan untuk mendapatkan balasan atas apa yang telah kita perbuat selama hidup di dunia.
Hidup ini bukan hanya sekedar meraih cita-cita dunia, perlu ada cita-cita untuk akhirat. Jika hanya sibuk memikirkan dunia dengan segala perhiasannya, tentu tidak akan ada habisnya.
Dunia itu ibarat air laut, semakin diteguk, semakin kita dahaga. Karena dunia adalah ladang tempat kita menyemai untuk kita tuai kelak di akhirat.
“rabbanaa aatinaa fid-dunya hasanah wa fil-aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaaban naar”
Artinya : “Ya tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka.” (Qs. Al-Baqarah : 201)
Itulah doa indah yang selalu kita lantunkan seusai sholat. Adakah yang lebih baik daripada memiliki tujuan hidup yang seperti ini? Hidup untuk meraih kebaikan di dunia dan akhirat, serta dijauhkan dari api neraka.
Slogan “muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga”
Ada slogan yang mengatakan, “muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga”. bisakah slogan ini menjadi kenyataan atau hanya angan-angan?
Pertama, foya-foya
Jelas ini perbuatan yang tidak disukai Allah. Dikatakan bahwa orang pemboros adalah saudara setan. Na’udzubillah.
Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Qs. Al Baqarah : 26-27)
Kedua, kaya-raya
Islam sama sekali tidak melarang kita untuk kaya, tetapi ada deretan pertanyaan penting yang mengikutinya, antara lain;
- Dengan cara apa kita mendapatkan kekayaan?
- Bagaimana kita membelanjakan harta kita?
- Adakah kita membersihkan harta dengan zakat?
- Sudahkah kita berinfak dan bersedekah
- Adakah harta kita membawa berkah dan maslahat atau malah menjadikannya mudharat bagi kita?
Ketiga, masuk surga
Masuk surga tentu menjadi dambaan setiap orang. Akan tetapi, tentu ada syarat yang harus dipenuhi, antara lain beratnya timbangan amal kebaikan dan keimanan.
Adakah kita telah berbuat kebaikan?
Kira-kira berat manakah timbangan amal kebaikan kita dibandingkan dengan timbangan perbuatan dosa dan maksiat kita?
Hidup kita di dunia yang fana hanyalah sementara. Sangat singkat.
Allah berfirman :
“‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, ‘kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung,” Allah berfirman, ‘kamu tinggal di bumi hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.” (Qs. Al-mu’minun : 112 – 114)
Betapa waktu berlalu begitu cepat, mungkin nanti kita akan berkata, ‘rasanya baru kemarin kita hidup di dunia, sekarang sudah ada di padang mahsyar, di hari penghisaban bediri di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala‘.
Sahabat MQ, ada baiknya setiap hari kita bermuhasabah. Di penghujung hari, sejenak merenungi hari yang terlewati. Apakah yang telah kita lakukan hari ini? Sudahkah hari ini kita melakukan kebaikan? Atau justru kita melakukan perbuatan dosa, bermaksiat, berbuat zalim dan aniaya?
Sahabat MQ, mari kita isi hidup ini dengan beramal sholeh, menebar kebaikan, sehingga di akhirat nanti kita akan menuai hasilnya, memperoleh kebaikan diakhirat.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, hari di akhirat, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al Hasyr : 18)
(Konten ini disiarkan dalam Segmen Mozaik Islam, setiap Sabtu – Ahad pukul 17.00 WIB)