Sahabat MQ, dalam menjalani kegiatan harian, kita dapat beraktivitas dengan penuh semangat. Terkadang kita memporsir diri kita dengan tenaga yang berlebih. Sampai kita lupa bahwa tubuh kita membutuhkan waktu untuk rehat sejenak. Pada akhirnya, tubuh kita diuji dengan sakit.

Rasa sakit memang sedikit mengganggu aktivitas kita. Namun sebenarnya banyak terdapat hikmah dibalik sebuah sakit.

Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:

Ketika seorang mukmin sakit, Allah memerintahkan empat malaikat untuk mendatanginya. Malaikat pertama ditugaskan untuk mengambil kekuatannya sehingga ia menjadi lemah. Malaikat kedua bertugas untuk mengambil rasa lezat dari mulutnya. Malaikat ketiga ditugaskan untuk mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga wajahnya menjadi pucat. Kemudian malaikat keempat bertugas untuk mengambil dosa-dosanya.

Kemudian apabila hamba-Nya yang sakit telah sembuh, Allah memerintahkan malaikat pertama mengembalikan kekuatannya, memerintahkan malaikat kedua untuk mengembalikan rasa lezat di mulutnya, memerintahkan malaikat ketiga untuk mengembalikan cahaya terang di wajahnya. Namun Allah tidak memerintahkan malaikat keempat untuk mengembalikan dosa-dosanya.

Kemudian malaikat keempat bertanya kepada Allah, “mengapa engkau tidak memerintahkanku untuk mengembalikan dosa-dosa itu?”

Allah menjawab, “tidak baik bagi kemuliaanKu jika Aku mengembalikan dosa-dosanya setelah Aku menyulitkan keadaan dirinya ketika sakit. Pergilah dan buanglah dosa-dosa itu kedalam laut.”

Sahabat MQ, sakit sama seperti ujian lainnya. Allah memberikan rasa sakit sesuai dengan takaran kemampuan hamba-Nya. Sakit memberikan kita waktu untuk istirahat, sakit mengingatkan kita pada nikmat sehat, dan membuat diri kita semakin bersyukur kepada Allah.

Apabila sakit kita dihiasi dengan senantiasa mengingat Allah, maka sakit itu akan menjadi hikmah yang besar untuk kita. Dengan sakit, kita bisa melantunkan asma Allah dengan lebih syahdu dari biasanya. Dengan sakit, kita bisa mendapatkan ilmu lebih dalam tentang bagaimana cara merawat tubuh kita. Dengan sakit pula, kita bisa menjadikannya sebagai silaturahim dengan saudara-saudara kita yang datang menjenguk.

Sakit menyadarkan kita untuk memperbaiki kualitas ibadah, memperbaiki akhlak, dan membuat kita senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan amal untuk menyambutnya. Karena itu sahabat MQ< mulailah belajar untuk tetap tersenyum ketika sakit.

 

(Konten ini disiarkan dalam Segmen Mozaik Islam, setiap Sabtu – Ahad pukul 17.00 WIB)