Ina Munica. Mengawali karier di MQFM pada tahun 2018 sebagai Script Writer. Kalau sahabat MQ menyimak insert, iklan, maupun program-program di MQFM, ada Ina di balik layar sebagai penulis naskah.

Kini, Ina juga sebagai penyiar di Program Rumahku Surgaku dan Inspirasi Siang sekaligus menjadi produser program Inspirasi Malam dan Hìkmah malam.

Perjalanannya bisa bergabung dengan MQFM diawali dengan sebuah mimpi. Saat masih kuliah, Ina menuliskan impian-impiannya di sticky note dan ditempel di dinding kamar. “Salah satu isi impian yang tertulis yaitu, ‘Ya Allah, saya ingin berkarya di lingkungan yang baik‘. Inget banget itu tulisan yang saya tulis waktu itu,” katanya.

Allah kemudian memberikan Ina jalan agar mimpinya terwujud. Melalui grup whatsapp kampusnya, ada yang menginformasikan bahwa MQFM sedang membuka lowongan pekerjaan.

“Sebetulnya, saya orangnya pemalu dan takut memulai sesuatu yang baru. Tapi.. waktu itu ada keberanian tersendiri, walaupun sebenernya asing dengan MQFM,” ceritanya.

Ya. Ina kala itu merasa belum terlalu mengenal MQFM. Menurutnya, dulu ia menganggap Radio MQFM adalah radio untuk orang tua, radio dakwah dan Islam. Hanya sekedar itu. Tapi Ina tetap mencoba untuk daftar.

Qadarullah, setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya Allah sampaikan niat saya untuk bisa berkarya di lingkungan yang baik. Alhamdulillah sampai sekarang berada di MQFM,” katanya.

Perjalanan ini juga merupakan titik balik kehidupannya. Awalnya, di masa akhir perkuliahan, ia merasa tidak percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki.

“Dulu pas masa sibuk-sibuknya dengan skripsi , tapi tidak beres-beres, jadi belum sidang. Tapi sudah takut duluan menghadapi dunia luar dan nggak pede. Aduh saya bisa apa yah. Apa bisa diterima di dunia kerja dan lain sebagainya,” terangnya.

Memang, Ina akui awalnya tidak terlalu tertarik dengan MQFM karena hanya melihat dari cover-nya saja. “Radio dewasa, orang tua, dakwah yang serius gitu. Jadi ya, anak muda seusia kita kan kalau dibawa serius gimana yah,” katanya.

Namun, apa yang ia pikirkan ternyata berbeda ketika sudah masuk MQFM. “MasyaAllah, dibukakan pandangan itu. Ternyata saya hanya tahu sampul doang, yang kelihatan belum tentu seperti itu,” ujarnya.

Menurutnya, memang benar segmentasi MQFM itu orang-orang dewasa, tapi, karena dasarnya radio keluarga Islam, maka konten dan programnya beragam. Mulai dari konten untuk anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua juga ada.

“MasyaAllah langsung tercerahlan. Itu yang membuat saya tertarik. Ditambah lingkungan yang lebih kondusif dibandingkan lingkungan sebelumnya,” terang Ina.

Ia pun meyakini, jika kita berdoa, dan doa itu baik, insyaAllah akan ada jalannya. Seperti impian awal Ina yang ingin berkarya di lingkungan yang baik dan Allah beri hal tersebut.

Berkarya dengan Tujuan

Dalam waktu singkat, Ina merasa banyak pemahaman, ilmu baru yang ia dapatkan sejak bergabung di MQFM. Ilmu yang bahkan di bangku kuliah pun belum pernah ia dapatkan. Ia merasa benar-benar berkarya, belajar untuk tumbuh dan berkembang lebih baik lagi, dan memiliki tujuan.

“Kalau dulu, cape tapi nggak ngerti tujuannya apa, mungkin sebatas lulus kuliah saja. Tapi ketika di MQFM, saya diajarkan untuk memandang lebih luas dan lebih pasti tentang tujuan apa sih yg ingin didapatkan dari sibuk bekerja; berkarya apa? Untuk apa? Untuk siapa? Jadi, lebih jelas dan terarah. Dan itu membuat saya lebih semangat untuk apa lagi nih,” cerita Ina.

Menurutnya, di MQFM, jika sudah belajar satu hal, selama kita mau, selalu dikasih kesempatan untuk belajar hal lain. “Jadi ini nih yang membuat kita semakin ingin terus menggali. Alhamdulillah MQFM terbuka untuk orang-orang yang mau belajar,” kata Ina.

Bersahabat dengan Rasa Takut

Awalnya, Ina tipe orang yang takut untuk memulai sesuatu karena takut gagal. Tapi di MQFM diajak untuk dilawan rasa takut tersebut.

“Mencoba untuk bersahabat dengan rasa takut tadi, makanya tadi kalau ada tantangan baru dari atasan, misal; ‘bisa nggak kerjain sesuatu yg ini?‘. Walaupun di satu sisi masih ada takutnya, cuma ada semangat tadi, ghirah yang siapa tau ini bisa jadi ilmu baru, pengalaman baru, dan yah itu sih yg bikin semangat. Selalu ada challenge baru,” ujar Ina.

Ia merasa, jika stagnan, ya hanya itu ilmu yang ia dapatkan. Namun, jika kita mau mendobrak diri, insya Allah dapat ilmu baru lagi.

Ketika down, Ina kerap berbagi dengan teman-teman di MQFM. “Ketika kita sharing insyaAllah ada maknanya dan kita bisa jadi bertumbuh,” ujar Ina.

MQFM Menjadi Rem Diri

Banyak hal yang Ina dapatkan dari MQFM. Namun, tantangannya bagaimana hal baik yang ia dapatkan di MQFM dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadi usaha untuk terus memperbaiki diri.

MQFM juga bisa menjadi rem dirinya. Bukan berarti harus terlihat saleh di depan orang-orang. Namun, dengan mengubah pola pikirnya.

It’s okay nggak apa-apa kita bawa MQFM. Cuma pola pikirnya kita geser, ya udah saya mencoba menjadikan MQFM sebagai rem saya ketika saya melakukan sesuatu yang tidak seharusnya saya lakukan, awalnya saya akan malu. Masa sih dari MQFM kaya gini. Nanti juga lama-lama insya Allah niatnya akan berubah kalau terus diperbaiki,” ujar Ina.

Dengan memiliki rem, kata Ina, menjadi pengingat untuk lebih baik lagi. “Selain biar nama MQFM-nya nggak jelek, kita nya pun udah ada rasa malu sendiri walaupun ya tadi pasti pernah ada aja up and down. Tapi seenggaknya kita punya teman-teman yang mengingatkan. Itu perlunya lingkungan yang kondusif,” katanya.

Menemukan Potensi

Hikmah yang Ina rasakan ketika menjalani amanahnya sekarang adalah menemukan potensi diri. “Saya termasuk orang yang nggak ngerti apa sih yang saya punya, apa yang bisa saya lakukan, kok temen-temen bisa yah kok saya enggak,” cerita Ina.

Namun, ketika di MQFM, Ina mendapatkan kesempatan untuk menemukan apa yang sudah Allah karuniakan.

Qadarullah syariatnya di MQFM, saya menemukan passion saya. Walaupun tetap masih harus terus belajar dan dari passion itu bukan sekedar suka atau hal yang diminati, tapi juga punya tujuan dan harapan dari apa yang dikerjakan,” terang Ina.

Seperti saat ini, Ina diberikan amanah sebagai scriptwriter, ia merasa tujuannya tidak hanya nulis-nulis saja. Namun, bagaimana kesibukan menulisnya ini tak hanya sekedar kerja. Namun juga menjadi ibadah.

 


 

Ingin banyak belajar di MQFM?

Ikuti Islamic Broadcasring Academy by MQFM. Pelatihan ini sangat cocok bagi Anda yang tertarik dengan dunia penyiaran dan ingin bergabung menjadi kru Radio/TV.

Yuk, masuki gerbang awal menjadi penyiar (broadcaster), VO Talent atau berkarya dengan profesi seru dibidang radio dan bisa menyebarkan kebaikan tentunya.

Informasi lebih lanjut klik di sini.