Sahabat mq, menjadi tua itu kepastian, tetapi menjadi perilaku dewasa ini beda kapling nya, orang sudah tua belum tentu dewasa. Seperti melupakan dan memaafkan, kalau orang minta maaf kita maafkan bisa cepat tapi kalau melupakan ini perlu proses. Seperti orang tahu dan bisa, orang tahu dengan belajar, sedangkan orang bisa karena berlatih. Orang bisa dewasa itu karena kegigihan untuk bermujahadanya, ridyadoh melatih diri, mujahadah itu dengan kesungguhan, sampai seberapa orang itu sungguh-sungguh itulah hidayah oleh Alloh dikaitkan dengan kesungguhan. Alloh SWT berfirman,
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.S Al Ankabut: 69)
Apa factor diri kita susah dewasa ?
Orang bisa jadi bijaksana itu tidak cukup dengan pesantren, belajar, tapi tergantung riyadhohnya. Kenapa orang susah dewasa?
- Karena penyakit hati, ujub, pendengki.
Penyakit hati cinta dunia, cinta pujian, cinta penghargaan, cinta kedudukan, ini tidak akan pernah dewasa walaupun sudah tua.
- Diperbudak nafsu, syahwat, amarah
Lihatlah orang pemarah sangat tidak dewasa, apapun yang diucapkan hanya untuk memuaskan amarahnya saja.
Jadi jangan merasa aman dengan tau ilmu, tau ilmu salah niat tidak akan merubah diri kita tapi niatkanlah belajar supaya dicintai, disayangi Alloh SWT. Alloh SWT maha baik, Alloh itu maha memiliki segalanya, Alloh itu penentu segalanya, lihat ibu menyayangi anaknya, pasti habis-habisan walaupun terbatas. Apalagi kalau disayang Alloh yang tidak terbatas apapun.
Prinsip menanam, jika kita menanm jagung, kelak kita akan memanen jagung, jika kita menanam kebaikan, kelak kita akan menerima kebaikan itu
Salah satu ciri dewasa juga diantaranya, ia menyadari bahwa hidupnya itu tidak untuk sendirinya saja, melainkan sebagai mahluk hidup kita perlu dengan orang lain, kita perlu berbuat baik kepada orang lain, karena hidup ini seperti huukum menanam, ketika kita menanam jagung, kita kelak menanam jagung pula. Begitupun jika kita senang berbuat baik, tidak pernah merugikan orang lain, selalu beriskap sopan santun, orang lainpun akan bersikap sama kepada kita. Jangan sampai kita ingin dibaiki oleh orang lain, ingi dihargai oleh orang lain, tetapi kita tidak pernah berbuat baik dan menghargai orang lain. Itu Namanya adalah egois, dan sifat egois pertanda kalua kita itu belum dewasa, karena selalu ingin diperhatikan dan diistimewakan orang lain, tanpa memulainya dari diri sendiri.
Tidak ada standar pasti untuk menunjukkan kedewasaan seseorang. Semua masih relatif tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Kedewasaan sering pula diidentikkan dengan sikap bijak. Ketika seseorang mampu melihat masalah secara bijak, tenang, dan mampu memberikan solusi pemecahan masalah, itu juga kadang disebut sebagai dewasa.
Intinya, kedewasaan adalah proses bukan hasil. Karena sampai kapan pun manusia akan terus bersikap tidak dewasa. Manusia lanjut usia saja akan kembali bertingkah seperti anak-anak padahal umurnya sudah jauh dari kata muda. Jika tua adalah dewasa maka semua orang yang berusia tua pastilah bersikap dewasa, tapi yang terlihat tidaklah demikian.
Lantas bagaimana yang harus kita lakukan, agar kita dapat berusaha menjadi orang yang dewasa?, yaitu yang harus dilakukan adalah perbanyak untuk bisa memperbaiki diri dan juga lakukanlah segala sesuatu dengan yang terbaik. Lalu bersandarlah hanya kepada Alloh SWT dan mintalah agar kita senantiasa ditolong oleh Alloh SWT.