Salah satu dari misi islam, ialah mengangkat harkat dan martabat manusia, yang sebelumnya dibedakan oleh warna kulit, oleh suku bangsa dan bahasa, seluruhnya diikat oleh satu aqidah. Menghilangkan perbedaan akibat warna kulit, suku bangsa, dan bahasa. Termasuk dalam upaya itu, islam telah mengangkat harkat dan martabat perempuan.

Kedudukan perempuan sebelum islam datang

Sebelum islam datang, nasib perempuan nyaris hanya berputar di segitiga saja, yakni sumur, dapur, dan kasur. Seolah-olah wanita tidak bisa berbuat lebih banyak dari pada itu. Bahkan ditengah masyarakat jahiliyah, bayi perempuan dianggap mendatangkan aib, sehingga pada waktu itu bayi perempuan dikubur hidup-hidup. Maka katika  islam datang  dengan tegas mencanangkan suatu revolusi yang mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلَادِ اِذَاصَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلَادُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلَادُ (حديث)

 

“ Wanita adalah tiang negara jika wanitanya baik maka baiklah negara, dan bila wanita buruk maka negara juga ikut buruk”.

Karena itu wanita yang paling berperan didalam kehidupan rumah tangga, karena dalam diri wanita mempunyai peran ganda dalam kehidupan rumah tangga, yaitu mengandung, melahirkan, mendidik, mengasuh dan membesarkan. Sehingga mengapa demikian wanita disebutkan sebagai tihang nya Negara, karena dari Rahim seorang perempuanlah  generasi suatu bangsa terlahir ke dunia, dibawah kasih saying seorang ibulah seorang anak akan tumbuh besar, dan dibawah bimbingan dan didikan seorang ibulah seorang anak memiliki kepribadian yang kelak dapat menentukan terhadap maju mundurnya suatu Negara.

kisah-kisah perempuan dalam Al-qur’an

Dalam berbagai ayat Al-quranul karim menjelaskan tentang perempuan dan peranannya. Al-quran bercerita tentang siti hawa, Al-quran bercerita tentang anak perempuan nabi adam yaitu Iqlima dan labuda yang menyebabkan qabil dan habil saling bunuhu membunuh, Al-qura’an bercerita tentang siti mariyam (ibu dari nabi isya As), Al-qur’an bercerita tentang  2 putri nabi Yusuf yang akhirnya salah satunya menjadi istri dari nabi Musa As, Alqur’an menceritakan tentang ratu Balqis yang merupakan seorang wanita yang berkuasa di negeri Saba’ yang demikian besar pengaruhnya dan wawasannya, dan banyak lagi Al-qur’an menceritakan keadaan kaum perempusn, sampai-sampai dalam Al-qur’an ada suatu surah yang bernama surah An-nisa.

Al-qur’an telah menempatkan perempuan dalam suatu posisi yang mulia

Ini seluruhnya berarti bahwa Al-qur’an telah menempatkan kaum perempuan dalam suatu posisi yang mulai, dan terpuji. Alqur’an telah memeebrikan emansipasi bahwa perempuan  berhak mengejar kemajuan sebagaimana halnya kaum laki-laki. Tetapi sungguh demikian  Al-qur’an pun tetap memebrikan batasa-batasannya, sepanjang emansipasi itu tidak bertentangan dengan qodrat perempuan  itu sendiri.

Kalau emansipasi dan hak asasi sudah tidak sesuai lagi dengan qodrat kewanitaan, pada akhirnya bukan mengangkat harkat dan martabat seorang perempuan, justru malah merendahkan harkat dan martabat perempuan itu sendiri. Seperia ada sebagian besar perempuan yang mana mereka berteriak menuntut tentang persamaan hak, tetapi mereka melupa apa batasan persamaan hak itu sendiri.

Islam dengan segala konsepnya mengangkat harkat martabat kaum perempuan

Sesungguhnya islam dengan segala konsepnya mengangkat harkat martabat kaum perempuan itu, memberikan keleluasaan untuk maju bersama kaum laki-laki, sepanjang tidak menginjak-nginjak qodrat perempuan itu sendiri.  Kalau sudah sampai kepada menginjak qodrat kewanitaan, maka akan merendahkan derajat kaum perempuan.

Sebab apa ? secara fisik dan sikis, agaknya seoarang laki-laki telah diqodratkan untuk memimpin dan membimbing kaum perempuan. Laki-laki itu Allah ciptakan dengan diberi fisik yang kuat, kekar untuk memikul dan melaksanakan tugas-tugas yang berat. Sedangkan perempuan pada umumnya, adalah mahluk yang lembut dan ayu.

Namun meskipun demikian, justru islam memuliakan seorang perempuan sesuai dengan qodratnya perempuan. Yaitu perempuan untuk dijaga, dilindungi, dinafkahi, dan dimuliakan sesuai kadarnya. Karena dengan  jasa seoarang perempuanlah kelak nantia akan lahir seoarang keturunan penerus bangsa dan Negara.