Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan kesejahteraan di mana individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

Komponen Kesehatan Mental

  1. Kesejahteraan Emosional
    Kesejahteraan emosional meliputi kebahagiaan, minat dalam hidup, dan kepuasan. Kesejahteraan emosional seseorang dapat memahami apa yang dirasakan dan dapat mengekspresikan dengan tepat perasaan yang kita rasakan, baik perasaan positif maupun negative.
  2. Kesejahteraan Psikologis
    Kesejahteraan psikologis termasuk menyukai sebagian besar kepribadian sendiri, pandai mengelola tanggung jawab kehidupan sehari-hari, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, dan puas dengan kehidupannya sendiri.
  3. Kesejahteraan Sosial
    Kesejahteraan sosial mengacu pada fungsi positif dan memiliki sesuatu untuk berkontribusi pada masyarakat (kontribusi sosial), merasa menjadi bagian dari komunitas (integrasi sosial), percaya bahwa masyarakat menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang (aktualisasi sosial), dan bahwa cara masyarakat bekerja masuk akal bagi mereka (koherensi sosial). (Keyes: 2006)

Masalah Kesehatan Mental (Gangguan Mental)

Kondisi kesehatan yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis). Gangguan ini bisa ringan hingga parah, yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini termasuk melakukan kegiatan sosial, pekerjaan, hingga menjalani hubungan dengan keluarga.

Bagaimana Mendeteksi Adanya Gangguan Mental ?

Mendeteksi adanya gangguan mental dapat menggunakan metode 4D’s yakni :

  1. Dysfunction (Disfungsi)
    Adanya penurunan fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
  2. Distress
    Dapat menyebabkan kesulitan bagi seseorang, atau orang lain yang ada di sekitarnya.
  3. Deviance (Deviasi)
    Perilaku yang dianggap menyimpang dari norma yang berlaku.
  4. Dangerous (Bahaya)
    Dapat berpotensi membahayakan seseorang atau orang lain di sekitarnya.

Gejala Awal Gangguan Mental

  1. Perubahan suasana hati.
  2. Penurunan fungsi dalam berbagai lingkup.
  3. Sensitifitas tinggi terhadap stimulasi pada panca indera.
  4. Kehilangan motivasi.
  5. Kesulitan berkonsentrasi.
  6. Keyakinan berlebihan tentang kekuatan dalam dirinya sendiri.
  7. Perubahan waktu tidur atau nafsu makan.
  8. Kecurigaan berlebihan terhadap orang lain.
  9. Penarikan diri dari lingkup sosial.

Contoh Gangguan Mental

Stress

  • Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental.
  • Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi.
  • Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

Kecemasan

  • Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.
  • Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.

Depresi

  • Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
  • Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.

Atasi Dengan SELF CARE

Self Care dapat membantu dalam mengatasi stress, kecemasan bahkan mengontrol kemarahan.

1. Aspek Spiritual

  • Dzikri dan Do’a
    Dzikir adalah tindakan mengingat Allah dan memuji-Nya. Dalam Islam, zikir dan doa adalah alat penting untuk meredakan stres. Ketika seseorang mengingat Allah dan berdoa, hatinya menjadi tenang. Ini mengarah pada ketenangan jiwa dan kesejahteraan spiritual. Dalam Surah Ar-Ra’d (13:28), Allah SWT berfirman,
    ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
    “Orang-orang yang beriman dan tenang hati mereka dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
  • Tawakal (Percaya Kepada Allah)
    Tawakal membantu mengurangi stres karena seseorang yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik. Dalam potongan Ayat Surah Al-Imran (3:159) Allah SWT mengingatkan kita tentang pentingnya tawakal kepada-Nya,
    فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
    “Maka, sesudah kamu memutuskan sesuatu, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.”
  • Ibadah Konsisten
    Melakukan ibadah secara teratur, seperti shalat, membaca Al-Quran dan berpuasa dapat membantu menjaga keseimbangan mental dan spiritual. Ibadah ini membantu meredakan stres dan menciptakan kedamaian dalam jiwa.

2. Aspek Emosional

  • Manajemen Stress.
  • Memaafkan.
  • Tumbuhkan rasa sayang.
  • Apresiasi diri.

3. Aspek Sosial

  • Cari dukungan.
  • Akses media sosial yang sifatnya positif.
  • Akses bantuan professional jika dibutuhkan.
  • Luangkan waktu bersama orang lain.

4. Aspek Fisik

  • Pola tidur yang sehat.
  • Olah Raga.
  • Jalan Santai.
  • Konsumsi makanan sehat.
  • Cukup istirahat.

Bincang Kesehatan Radio MQFM
Rachmawati Pratiwi, M.Psi., Psikolog (Psikolog Klinis di Rs Muhammadiyah Bandung)