Setelah berusia 21 tahun, biasanya seseorang akan memiliki 32 gigi termasuk gigi geraham bungsu. Hanya saja selama atau setelah proses tumbuh gigi geraham bungsu, tidak jarang menimbulkan masalah. Gigi geraham bungsu merupakan rangkaian gigi yang terakhir tumbuh. Tumbuhnya gigi geraham seringkali terasa sakit. Hal ini karena untuk tumbuh, gigi bungsu perlu merobek bagian gusi. Belum lagi, potensi masalah arah tumbuh gigi bungsu yang dapat menimbulkan kerusakan.

Gigi bungsu ada empat buah, masing-masing terletak di bagian kanan, kiri, atas dan bawah rongga mulut. Diperkirakan sekitar 25% manusia memiliki gigi bungsu kurang dari empat yang terjadi karena berbagai hal, misalnya masalah genetik, ketiadaan benih, benih terbentuk namun impaksi dan yang tidak kalah penting adalah
pengaruh nutrisi.

Masalah genetik biasanya merupakan kondisi yang diwarisi dari orang tua baik dari ayah maupun ibu. Contohnya orang tua yang memiliki lengkung rahang kecil, dengan ukuran gigi geligi relatif besar dapat menurunkan kondisi tersebut pada keturunannya. Seseorang biasanya dengan mudah diduga memiliki gigi bungsu impaksi bila gigi di bagian anterior tampak berjejal.

Gigi bungsu tumbuh sempurna pada usia pubertas atau dewasa muda yaitu saat pertumbuhan rahang telah selesai, dan seluruh gigi geligi telah menghuni rahang. Pada saat itu, posisi benih dan pembentukannya telah mencapai tahap akhir. Selain itu, kalsifikasi tulang telah sempurna dan kompak, yang sulit untuk ditembus oleh benih gigi bungsu sehingga terjadi gangguan erupsi.

Faktor lain yaitu nutrisi, terutama berhubungan dengan bentuk makanan. Makanan yang dikonsumsi manusia modern cenderung lebih lunak sehingga kurang merangsang pertumbuhan dan perkembangan lengkung rahang. Proses mengunyah makanan yang keras dianggap dapat merangsang pertumbuhan rahang karena terjadi aktivasi otot mastikasi sehingga rahang terangsang untuk tumbuh maksimal.