Secara tidak sadar, lisan ini sering mengucap hal yang mungkin tak sepatutnya untuk diucapkan, olehkarenanya sadar kah jika lisan ini sangat mudah dalam menuturkan aib saudara kita?, akan kah kita sadar jika allah swt sangat membenci hal tersebut?.
Aib secara bahasa artinya cacat atau kekurangan
sebagian ulama mazhab hanafi menjelaskan aib dengan pengertian “suatu bagian yang tidak ada dari asal penciptaannya dan hal itu dianggap sebagai kekurangan”. Dari hadits tersebut di dapatkan bahwa, aib adalah suatu kekurangan, yang mana kekurangan ini harus ditutupi, sebagaimana rasulullah saw bersabda, “barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya/ (HR. Ibnu majah).
Seorang ulama yang dikenal dengan nama syekh ‘utsaimin mengatakan, jika seseorang melihat saudaranya melakukan kemaksiatan yang jelas, bila yang lebih utama menutupi aibnya, maka sepantasnya untuk menutupnya, hanya saja jika aib itu menjadi kebiasaan yang buruk dari saudaranya, maka tidak mengapa untuk menasehatinya agar tidak melakukannya. Adapun masalah menutupi perbuatan buruknya, dilakukan jika engkau melihat bahwa maslahatnya adalah dengan cara menutupinya, baik yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan keji, ataupun selainnya.
Dari abu barzah al-aslami, rasululullah saw bersabda “wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, tapi keimanannya belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengumpat seorang muslim dan jangan pula mencari-cari kesalahannya, sebab siapa saja yang mencari-cari kesalahan orang lain, maka allah akan mencari-cari kesalahannya. Maka siapa saja yang allah telah mencari-cari kesalahannya, allah tetap akan menampakan kesalahannya meskipun ia ada di dalam rumahnya. (HR Abu dawud). Hadits rasulullah ini memberikan peringatan kepada kita untuk menjaga lisa, tidak membicara kan kekurangan orang lain dan mencari-cari kesalahannya, karna setiap manusia dimuka bumi ini pernah berbuat salah, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.
Menggunjing termasuk dosa besar yang dilarang dalam islam
Allah swt berfirman, “wahai orang-orang yang beriman!, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain, apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?, tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada allah, sungguh allah maha penerima tobat, maha penyayang” (QS. Al- Hujurat:12). Maka jika menggunjingkan saudara kita, jika hal tersebut memang benar adanya, hal itu menjadi ghibah, dan jika salah, hal tersebut menjadi fitnah.
Sahabat mq, kita harus sadari, jika manusia bukanlah malaikat yang terbebas dari dosa, manusia dapat berbuat benar, ataupun berbuat salah, tidak ada manusia yang sempurna dalam segalanya, selalu ada kekurangan yang menyertai nya, nabi muhammad saw bersabda, “setiap anak adam pernah berbuat salah dan sebaik-baiknya yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya” (HR. Tirmidzi). Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk manusia merendahkan orang yang pernah melakukan kesalahan, ataupun menghina masa lalu saudara kita, karena pada dasarnya, setiap manusia memiliki cela yang masih allah tutupi. Imam ahmad bin hambal, ketika dipuji oleh seseorang dia berkata, demi allah, seandainya engkau mengetahui apa yang ada padaku berupa dosa dan kesalahan, niscaya engkau taburkan tanah di atas kepalaku.
Islam memerintahkan umatnya untuk menutupi aib saudaranya sesama muslim
Islam memerintahkan umatnya untuk menutupi aib saudaranya sesama muslim, dan bagi mereka yang mau menutupi aib saudaranya tersebut, akan memperoleh keuntungan dan keutamaan yang sangat besar, keutamaan tersebut ialah allah swt akan menutupi aib orang tersebut, baik di dunia dan di akhirat kelak. Sesuai dengan hadits rasulullah saw, “Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim, kesulitan-kesulitan duniawi, maka allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat, sesungguhnya allah akan senantiasa menolong seorang hamba, jika ia selalu menolong saudaranya.” (HR. Tirmidzi). keutamaan yang lain yang akan diperoleh orang yang senantiasa menutup aib orang lain ibarat ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup. Siapa melihat aurat aib orang lain lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup (HR.Abu daud).
Sahabat mq, sebagai seorang muslim, kita harus belajar menjaga kekurangan orang lain, renungi aib sendiri tanpa harus memikirkan kelemahan saudara muslim lainnya, jangan sampai semut kecil di ujung laut kelihatan, tapi gajah dipelupuk mata tak nampak. Dalam artian jangan sampai keselahan kecil orang lain kita mengetahuinya, tapi tak sadar dengan kesalahan kita yang amat besar. Alangkah baiknya jika kita menutup rapat aib sesama dan menjaga kehormatannya.