Manusia melewati beberapa fase dalam hidupnya. Salah satu fase dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), dimana dua individu dari dua keluarga yang berbeda bersatu untuk membentuk sistem keluarga yang baru. Fase bersatunya pasangan baru tersebut disahkan dalam hubungan pernikahan.
Menikah dan hidup bahagia dalam rumah tangga adalah impian dan harapan semua orang Namun faktanya banyak yang sudah menikah tetapi tidak mendapatkan kebahagiaan. Di antara faktornya adalah akibat perjodohan sepihak, pernikahan yang tidak mendapat restu orang tua, dan yang lebih ekstrim yaitu menikah karena MBA (Married By Accident). Bahkan tidak sedikit dari pemuda-pemudi yang sudah cukup umur namun jodoh tidak kunjung datang.
Sahabat MQ, melihat fenomena di atas dapat kita meraih hikmah, bahwa pernikahan bukan merupakan hasil kebahagiaan saja, tetapi pernikahan merupakan proses langkah demi langkah yang harus dijalani untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Salah satu proses menuju pernikahan yang harus dilewati agar kebahagiaan selalu menjadi payung dalam rumah tangga adalah proses ta’aruf sebelum menikah. Ketika hendak menuju pernikahan maka perlu dilakukan perkenalan atau ta’aruf terlebih dahulu untuk mengetahui latar belakang calon pasangan tanpa melakukan hal-hal yang melanggar adat, budaya dan agama.
Proses ta’aruf merupakan sebuah proses penjajakan atau perkenalan calon pasangan suami atau istri yang berbasiskan syari’at Islam. Proses ta’aruf tidak hanya dilakukan kepada calon suami atau istri saja, tetapi proses ta’aruf juga penting dilakukan kepada calon mertua, karena hubungan pernikahan tidak hanya pada lingkup “aku dan kamu” saja melaikan “aku, kamu dan keluarga kita”. Berikut kiat-kiat sukses ta’aruf kepada calon mertua:
Pastikan Calon Mertua Sudah Mengizinkan Anaknya Menikah
Izin menikah dari orang tua sangat penting untuk dipastikan dalam proses ta’aruf. Seseorang jika ingin melaksanakan ta’aruf dengan orang pilihannya, langkah pertama yang harus dipastikan adalah izin menikah dari orang tua. Jika terhambat usia yang masih terlalu muda misalnya, kemudian proses pendidikan yang masih harus diselesaikan, itu merupakan contoh dua hal yang akan menjadi hambatan belum diizinkannya seorang menikah. Oleh sebab itu, seseorang harus memastikan terlebih dulu jika ingin memulai proses ta’aruf dengan calon mertua, agar tidak terjadi komunikasi yang tidak searah. Jika calon mertua pada dasarnya sudah mengizinkan anaknya menikah, maka proses ta’aruf kepada calon mertua bisa dilaksanakan.
Pastikan Kriteria Mutlak Calon Mertua Sesuai Dengan Apa Yang Kamu Miliki
Kriteria calon mertua harus diketahui sejak awalm agar proses ta’aruf dapat diiringi dengan kepantasan diri. Jika ingin sukses dalam proses ta’aruf memenuhi kriteria calon mertua sungguh menjadi perhatian yang luar biasa. Sebab orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Orang tua tidak menginginkan anaknya jatuh pada pilihan dan orang yang salah. Oleh sebab itu sebelum melakukan proses ta’aruf kepada orang tua hendaknya kita memperbaiki diri dan memantaskan diri kita sesuai dengan kriteria calon maertua. Allah swt berfirman dalam QS. An-Nur: 26
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Terjemah:”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).“
Ta’aruf Pihak Laki-Laki Ke Calon Mertua
Proses ini sangat diharapkan kepada laki-laki untuk memulai lebih dulu proses ta’aruf kepada calon mertua. Pihak laki-laki diberi kesempatan untuk silaturahim ke orang tua perempuan terlebih dulu, pertimbangannya karena orang tua perempuan yang cenderung lebih banyak pertimbangan dibandingkan orang tua laki-laki yang cenderung menyerahkan urusan jodohnya ke sang anak. Lokasi silaturahim bisa langsung di rumah pihak perempuan, atau bisa juga bertemu di lokasi lain sesuai kesepakatan bersama. Pihak laki-laki cukup datang sendiri dulu, belum perlu membawa serta keluarganya karena baru perkenalan awal.
Ceritakan gambaran diri selengkapnya saat silaturahim ke calon mertua, jelaskan kondisi keluarga, latar belakang pendidikan, pekerjaan, aktivitas sehari-hari, aktivitas organisasi, hobi, dan hal-hal lainnya sehingga calon mertua mengetahui banyak hal seputar diri pihak laki-laki. Karena baru silaturahim awal, hindari obrolan yang menjurus ke arah lamaran atau pernikahan agar calon mertua tidak kaget, baru pertama kali bertemu kok obrolannya sudah menjurus ke sana. Kecuali jika calon mertua yang lebih dulu memancing obrolan ke arah lamaran atau pernikahan, maka tanggapannya bisa disesuaikan.
Calon Pihak Perempuan Silaturahmi Ke Keluarga Laki-Laki
Jika proses ta’aruf pihak laki-laki ke calon mertua sudah dilakukan maka sebaliknya pun harus dilakukan. Berbeda dengan pihak laki-laki yang bisa datang sendiri untuk bersilaturahim ke calon mertua, pihak perempuan perlu ada yang mendampingi saat bersilaturahim ke calon mertua. Pendampingnya bisa dari mahram pihak perempuan, ataupun rekan dekat lain yang tepercaya. Apabila terkendala jarak yang berjauhan pihak laki-laki bisa mengenalkan pihak perempuan ke orang tuanya sekalian saat ta’aruf kedua keluarga, mengingat pihak perempuan yang lebih rawan keamanan dirinya. Jadi agenda ta’aruf diadakan sekalian di rumah pihak perempuan, tidak di rumah pihak laki-laki.
Seperti halnya saat ta’aruf pihak laki-laki ke calon mertua, ceritakan gambaran diri pihak perempuan selengkapnya ke calon mertua, jelaskan kondisi keluarga, latar belakang pendidikan, pekerjaan, aktivitas sehari-hari, aktivitas organisasi, hobi, dan hal-hal lainnya sehingga calon mertua mengetahui banyak hal seputar diri pihak perempuan. Karena baru silaturahim awal, hindari obrolan yang menjurus ke arah lamaran atau pernikahan agar calon mertua tidak kaget, juga menghindari kesan ‘agresif’ yang bisa jadi membuat calon mertua tidak berkenan.
Ta’aruf Antara Calon Mertua
Jika ke-4 proses ta’aruf di atas sudah dilaksanakan, namun tidak menutup kemungkinan jika dua keluarga disatukan ada hal yang tidak berkenan, maka proses ta’aruf antara calon mertua itu penting pula dilaksanakan. Untuk memastikan kecocokan kedua keluarga, maka silaturahim antara kedua keluarga bisa dijalani. Pihak keluarga laki-laki bisa bersilaturahim ke keluarga perempuan, untuk awalan silaturahim cukup diwakili oleh keluarga inti, belum menyertakan keluarga besar. Seperti halnya saat ta’aruf sang anak ke calon mertua masing-masing, kedua keluarga bisa lebih mengenal satu dengan yang lainnya saat taaruf keluarga ini. Keluarga perempuan pun bisa mengagendakan silaturahim balik ke keluarga laki-laki untuk mengetahui kondisi keluarga laki-laki dan lingkungan sekitarnya.
Setelah silaturahim kedua keluarga dijalani, pihak laki-laki dan perempuan bisa menanyakan tanggapan orang tuanya, apakah cocok dengan pihak keluarga lainnya ataukah ada hal-hal yang mengganjal sehingga keberatan jika proses dilanjutkan. Apabila hasilnya positif, maka bisa diagendakan silaturahim kedua keluarga dalam rangka lamaran resmi keluarga. Apabila lamaran keluarga ini diterima, semoga dimudahkan proses selanjutnya menuju hari pernikahan.
Sahabat MQ, itulah beberapa kiat sukses ta’aruf kepada calon mertua. Semoga bermanfaat untuk kita semua.