Persahabatan merupakan suatu bentuk hubungan yang unik yang terjadi begitu saja tanpa adanya suatu bentuk perjanjian ataupun persetujuan secara langsung dari kedua belah pihak. Persahabatan biasanya terbentuk di antara orang-orang yang memiliki kesamaan, seperti: karakteristik, latar belakang, usia, jenis kelamin, suku dan sebagainya. Biasanya, dasar untuk memperkuat hubungan ini adalah kepercayaan satu sama lain dan orientasi utama pada kesenangan dan kepuasan pribadi, yaitu rasa nyaman dan puas yang dirasakan individu ketika ia menghabiskan waktu ataupun menjalin hubungan persahabatan.
Orang yang memupuk persahabatan dalam ajaran Islam menjadi salah satu ciri orang beriman. Ia bergaul dengan orang lain dan orang lain merasakan tenang bersamanya. Rasulullah SAW, mengungkapkan, salah satu ciri orang yang memahami ajaran agama adalah mereka yang lembut, penuh persahabatan, serta menyenangkan. Memberi perhatian terhadap kondisi sahabat, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang itu cinta kepada sahabatnya, harus tahu tentang keadaannya.” (HR At-Tirmidzi). Tidak hanya sebatas memperhatikan tapi juga membantu sahabat. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّس عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبةً منْ كُرب الدُّنْيا نفَّس اللَّه عنْه كُرْبةً منْ كُرَب يومِ الْقِيامَةِ
“Siapa saja yang meringankan keperluan sahabatnya dalam urusan dunia, maka dia akan mendapat keringanan atas keperluannya di akhirat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Persahabatan yang akan saling menyebarkan rasa kasih sayang juga ditekankan dalam Alquran. Seperti tertera dalam surah Ali Imran ayat 103, ”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. Teman sejati bukan terbina atas dasar kepentingan semu, melainkan yang bisa saling memahami. Ia ada dalam suka dan duka. Pepatah menyatakan, lebih mudah mencari musuh ketimbang sahabat sejati.