Maryam ibunda Nabi Isa, perempuan yang menjaga kehormatannya dan dijaga kesuciannya oleh Allah. Bahkan, Allah sampai menjelaskan ini dalam surat Ali Imran ayat 42:

“Dan ingatlah ketika malaikat Jibril berkata, “hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia yang semasa dengan kamu.”

Maryam binti Imran, terlahir dari dua orang yang shalih. Ayahnya adalah Imran, laki-laki shaleh dari bani israil. Sejak maryam masih berada di dalam kandungan, ibunya telah bernazar kepada Allah, bahwa anak yang dikandungannya akan menjadi hamba saleh yang berkhidmat di Baitul Maqdis.

Takdirnya, Imran ayah Maryam wafat saat Maryam masih dalam kandungan ibunya. Ada juga yang mengatakan, ia wafat bersamaan dengan kelahiran putrinya. Kemudian ibunda Maryam berdoa agar anaknya tidak diganggu oleh setan. Doa tersebut Allah kabulkan, saat Maryam dilahirkan, setan tidak diperkenankan untuk mengganggunya.

Lahirlah Maryam dalam keadaan yatim. Namun, karena keberkahan dari keshalehan kedua orang tuanya, banyak ahli ibadah di Baitul Maqdis yang hendak mengasuhnya. Kemudian Nabi Zakariya yang menjadi pengasuh Maryam dan Maryam berkhidmat kepada Nabi Zakariya dan keluarganya. Ibunya memenuhi nazarnya kepada Allah.

Suatu ketika, Jibril datang kepada Maryam. Datang dalam fisik laki-laki yang sempurna, namun maryam tetap menjaga dirinya.

Maryam seketika langsung menutupi dirinya dan berkata, “sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Mahapemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”

Melihat laki-laki yang sangat sempurna ketampanannya, Maryam tidak terkecoh dengan merendahkan dirinya, mencoba menarik perhatian laki-laki tersebut. Ia langsung berlindung kepada Allah dan meminta laki-laki tersebut menjauh. Hingga akhirnya Jibril berkata, “sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”

Barulah maryam tahu bahwa laki-laki tersebut tidak bermaksud menggoda dan mengganggunya. Dan ia juga bisa menjaga diri darinya.

Namun, maryam kaget, bagaimana mungkin ia memiliki anak laki-laki, sedang ia tidak memiliki suami dan tidak ada satu orang laki-laki pun yang pernah menyentuhnya.

Dan malaikat Jibril meniupkan ruh di rahim Maryam, sesuai yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Maryam pun mengasingkan diri ke tempat yang jauh.

Hingga suatu hari, tibalah saatnya ia melahirkan. Ia bersandar pada pangkal pohon kurma, merasakan sakit yang teramat sangat, bahkan ia hendak menyerah karena tidak kuat menahan rasa sakit.

Lalu, datanglah Malaikat Jibril, menghiburnya agar tidak bersedih. Allah kemudian menjadikan anak sungai dibawahnya dan pohon tempatnya bersandar, menggugurkan buah kurma untuknya.

Maryam menggendong anaknya, Nabi Isa, dan membawanya kepada kaumnya. Orang –orang menghinanya, mengatakannya bukan perempuan yang terhormat, bahkan ada yang membandingkannya dengan orang tuanya.

Maryam diam hanya menunjuk kepada anaknya. Lalu bayinya berkata bahwa ia adalah hamba Allah yang akan Allah berikan kitab injil dan menjadikannya seorang nabi.

Maryam sangat menjaga kesucian dirinya. Ia tidak sembarangan berdekatan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Ia tidak menggoda laki-laki dan juga menjauhi godaan mereka. Maka tidaklah heran, Maryam adalah satu-satunya nama perempuan yang diabadikan namanya menjadi sebuag\h surat di Al-Quran.