MQFMNETWORK.COM, Bandung – Banjir bandang yang menerjang kawasan permukiman padat penduduk di Braga, Kota Bandung mengakibatkan 600 rumah terdampak. Banjir tersebut terjadi, ditengarai akibat jebolnya tanggul aliran Sungai Cikapundung yang berada tepat di belakang pemukiman warga.
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengatakan, berdasarkan laporan yang pihaknya terima, tanggul tersebut terakhir kali diperbaiki pada 2004 silam. Karena kondisi tersebut, tanggul sudah tidak mampu menampung debit air Sungai Cikapundung yang meluap.
Bambang mengatakan, bahwa kondisi geografi Kota Bandung yang berbentuk seperti cekungan, membuat sumber air permukaan sangat bergantung dengan kondisi ketinggian. Saat hujan, menurutnya debit air sungai yang tinggi dari hulu mengalir deras ke arah Kota Bandung.
Dalam Bincang Sudut Pandang Radio MQFM Bandung, Jum’at pagi (19/1), Pakar Perencanaan dan Perancangan Kota dari Institut Teknologi Bandung, Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP, mengatakan bahwa pada dasarnya keberadaan suatu wilayah akan diawali dengan adanya alam terlebih dahulu baru ada perkotaan.
Jika dilihat, maka keberdaan sungai sudah ada sejak lama, menurutnya, pembangunan perkotaan akan mendekat dengan sumber air, yang dalam hal ini adalah sungai tersebut. Dr. Denny mengungkapkan, tidak jarang pembangunan perkotaan mengabaikan debit air yang akan muncul di sungai tersebut. Maka harus memperhatikan lebar dari sungai tersebut.
Disamping itu, menurutnya, ketahanan tanah disekitar sungai perlu ditinjau kembali. Karena, ketika curah hujan yang cukup besar maka debit air akan meningkat dan volume air akan bertambah. Kekuatan tanggul juga perlu menyesuaikan struktur dari kontur yang ada di aliran sungai tersebut.
Pakar Perencanaan dan Perancangan Kota dari Institut Teknologi Bandung, Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP
Terlebih lagi, menurut Dr. Denny, kegiatan atau aktivitas di pinggir sungai akan mempengaruhi kekuatan tanggul, sehingga menyebabkan tanggul tersebut mendapatkan tekanan yang lebih besar. Adapun aspek yang perlu dipertimbangkan ketika hujan besar, yang paling utama adalah terkait sempadan sungai harus dioptimalkan, agar sungai dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dr. Denny menuturkan, 3 hingga 5 meter dari sungai tersebut baik di kiri atau di kanan sungai, harus disediakan sempadan sungai. Menurutnya, jangan sampai dibangun bangunan di bantaran sungai, hal tersebut untuk menjaga fungsionalitas sungai dan juga mengantisipasi debit air meningkat.
Jika penerapan relokasi atau normalisasi pada daerah yang terdampak, menurutnya, perlu ada kajian lebih lanjut, mulai dari kapasitas atau debit air yang perlu dipertimbangkan hingga perlu meninjau histori dari wilayah tersebut. Agar optimalisasi manfaat dapat diterapkan baik bagi warga sekitar maupun fungsi sungai tersebut.
Dr. Denny berharap pemerintah dapat melakukan pemerikasaan lebih intensif kembali terkait kekuatan tanggul yang ada, untuk dapat membandingkan dengan debit air proyeksi 20 hingga 50 tahun kedepan. Serta penjaminan terkait pembangunan bangunan di sekitar sungai, perlu mengindahkan aspek keselamatan. Menurutnya, perlu meninjau keselamatan penghuni dan juga keselamatan lingkungan terlebih fungsi sungai yang semestinya.
(Reporter : Moch. Dava)
• Live Streaming
102.7 MQFM Bandung
Assalamu'alaykum Warohmatullah Wabarokatuh Sahabat MQ, silahkan dapat menyampaikan pertanyaan disini melalui WhatsApp MQFM