Sahabat MQ, seorang hamba yang bertawakal kepada Allah dengan benar dan ikhlas, serta terus mengingat keagungan Allah, maka hati dan akal, serta seluruh kekuatannya, akan semakin kuat mendorongnya untuk melakukan semua amalan.
Dengan besarnya tawakal kepada Allah, Ia akan memberikan keyakinan dan membuahkan kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi tantangan dan ujian yang berat. Karena hanya Allah-lah yang dapat memberikan ujian.
Tawakal yang sebenarnya kepada Allah ta’ala menjadikan hati seorang mukmin rida kepada segala ketentuan dan takdir Allah, ini merupakan ciri utama orang yang telah merasakan kemanisan dan kesempurnaan iman.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Akan merasakan kelezatan, kemanisan iman, orang yang rida dengan Allah ta’ala sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya, serta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya.”
Sahabat MQ, setiap hari dalam raka’at salat, kita selalu membaca ayat yang mulia, ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’, hanya kepada-Mu ya Allah kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan. Oleh sebab itu, bagi seorang mukmin, tempat menggantungkan hati dan puncak harapan hanyalah Allah semata.
Kesalahan Memahami Tawakal
Kesalahan dalam memahami dan mengamalkan sifat tawakal akan menyebabkan rusaknya iman dan menyebabkan kesalahan fatal dalam agama. Bahkan, dapat menjerumuskan dalam kesyirikan, baik syirik akbar (syirik besar) maupun syirik asghar (syirik kecil).
Adapun kesalahan dalam tawakal yang menyebabkan terjerumus dalam syirik besar adalah seseorang bertawakal kepada selain Allah dalam perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah. Misalnya, bertawakal kepada makhluk dalam perkara kesehatan, bersandar kepada makhluk agar dosa-dosanya diampuni, dan bertawakal kepada makhluk dalam kebaikan di akhirat.
Sedangkan jenis tawakal yang termasuk dalam syirik kecil adalah bertawakal kepada selain Allah yang Allah memberikan kemampuan kepada makhluk untuk memenuhinya.
Perbuatan syirik besar maupun kecil, keduanya merupakan dosa besar yang tidak akan terampuni selama pelakunya tidak bertaubat darinya.
Jika kita bergantung kepada selain Allah, maka Allah pun akan berlepas diri darinya dan membuat hatinya tergantung pada selain-Nya.
Sahabat MQ, setiap ujian, baik yang berwujud kesedihan maupun kebahagiaan, pasti memiliki hikmah dan makna yang sudah terkandung didalamnya. Kita hanya perlu berdoa dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk menggapai hikmah tersebut.
Semoga Allah menganugrahkan kepada kita sifat tawakal yang benar agar dapat selalu rida terhadap semua takdir yang menimpa kita.
(Konten ini disiarkan dalam Segmen Mozaik Islam, setiap Sabtu – Ahad pukul 17.00 WIB)