Kita bisa terus merayap atau bahkan berlari untuk menggapai segala mimpi. Terkadang kita merasa lelah dan lemah hingga tak sanggup untuk berlari, tetapi waktu yang kian bergerak seakan memaksa langkah kita untuk terus berlari hingga tergapai segala mimpi. Sebab yang menjadi ketakutan manusia adalah ketika ia diseret-seret waktu dan merasa tak mampu menuntun waktu.
Dizaman yang semakin menua ini, rintangan menjadi payung dunia, persaingan dimana-mana, menuntut kita untuk terus bergegas. Di masa yang penuh rintangan dan persaingan ini adalah dimana rasa ketakukan akan ketertinggalan (Fear Of Missing Out) menjadi bagian dari hidup seseorang. Oleh karena itu, disaat jutaan manusia depresi karena menuntut ambisi, seseorang yang berhenti sejenak atau memberi jeda dalam kehidupan adalah suatu kemewahan.
Semua manusia tanpa terkecuali perlu jeda atau berhenti sejenak dalam hidupnya. Indikator paling spesifik untuk tahu kapan kita harus memberi jeda adalah saat kita terlalu stres. Yakni saat di mana kita sudah terlalu lelah dan terlalu sibuk sehingga kekurangan waktu untuk diri sendiri dan keluarga. Bisa juga saat kuantitas dan kualitas tidur malam memburuk hingga kita merasa butuh asupan kafein yang banyak di pagi harinya. Itu semua merupakan pertanda yang bisa menjadi alarm tubuh untuk memberikan jeda dalam kehidupan.
Memberi jeda dalam hidup bukan berarti menyerah dan benar-benar berhenti. Memberi jeda merupakan peluang untuk beristirahat, mengumpulkan kembali energi hingga menjadi utuh dan menghasilkan semangat baru untuk kembali berperang dalam rintangan. Memberi jeda dalam hidup juga merupakan suatu kesempatan untuk ber-komunikasi dengan diri, berpikir tentang apa yang telah dilakukan baik kesalahan ataupun kebaikan, komunikasi dengan diri sendiri bisa membuat pikiran kita menjadi lebih jernih, menempatkan diri pada ketenangan, melepas sejenak hiruk pikuk kehidupan agar tak mudah deprsesi dan menghindari tak tercapainya destinasi.
Sahabat MQ, penting bagi kita untuk memberi jeda dalam hidup walau sekadar untuk merefleksikan diri dan melihat ke belakang tentang apa yang telah dilakukan sekaligus menata apa yang harus dilakukan. Dengan segala keriuhan yang terus terjadi di seluruh penjuru Bumi, mengambil jeda merupakan suatu kemewahan, karena tanpa koma-pun sebuah paragraf akan kosong tak bermakna dan sebuah kalimat tanpa spasi akan sulit dipahami.