Bandung – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia baru saja menggelar debat perdana Pilpres 2024 pada selasa malam (12/12). Dalam debat perdana tersebut, ketiga Calon Presiden (Capres) yang berdebat, beradu gagasan dan memetakan visi misi yang diusung. Pada gelaran debat perdana calon Presiden 2024 tersebut, mengusung tema “Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik, dan Kerukunan Warga”.
Pengamat Politik Citra Institute, Yusak Farchan menilai Anies Baswedan dan Prabowo Subianto bersaing ketat dalam debat perdana tersebut. Di saat yang sama, Ganjar Pranowo dinilai kurang bersinar karena tidak terlalu dominan dalam beradu argumen dibandingkan kedua calon Presiden lainnya.
Menurutnya, secara umum Anies Baswedan merupakan satu-satunya Capres yang paling piawai dalam memainkan emosi publik. Dengan positioning yang jelas pada prisip “Perubahan”, Anies Baswedan tampil tanpa beban dengan menempatkan kritikan secara terbuka. Hal tersebut diawali dengan membuka komitmen terkait dengan Hukum dan HAM serta melirik potret demokrasi yang kian melemah.
Disamping itu, Yusak mengatakan, bahwa panggung debat Capres bukan hal yang baru bagi Prabowo Subianto. Pada kesempatan pemilu sebelumnya, Prabowo juga pernah merasakan atmosfer panggung debat, meski tidak sama dengan gelaran debat yang saat ini tengah dijalani.
Yusak menilai, Prabowo Subianto tidak dapat memanfaatkan dengan baik dalam menyampaikan gagasan yang dihadirkan. Dengan demikian membuka celah bagi Capres lain untuk dapat lebih dominan dalam berdebat. Disisi lain, menurutnya, Prabowo cukup baik dalam menjawab pertanyaan, terlebih terkait sorotan mengenai HAM, mematahakan isu HAM 5 tahunan ketika elektoral tiba.
Sementara itu, Ganjar Pranowo, menurut Yusak, telah kehilangan panggung dan terlihat kerepotan untuk menentukan positioning dengan kurang jelasnya daya tawar kepada masyrakat. Berbeda halnya dengan Anis Baswedan yang mengusung “Perubahan” dan Prabowo Subianto yang mengusung “Indonesia Maju” yang diartikan melanjutkan program pemeritahan Joko Widodo.
Dalam debat tersebut, menjadi momentum masyrakat untuk dapat menilai dan memilah siapa yang pantas menjadi Presiden Indonesia kedepannya. Terlebih lagi bagi para pemilih pemula atau swing voters yang memilih dengan rasionalitas sesuai dengan ide gagasan yang diusung masing-masing Calon Presiden.
Yusak menilai, penampilan secara fisik menjadi salah satu hal yang dapat dilihat secara sederhana, untuk dapat menggambarkan karakter dari masing-masing Capres. Style atau gaya komunikasi politik yang tidak kalah penting, menjadi salah satu indikator terkait dengan elektabilitas dari Calon Presiden dalam beradu argumen pada debat Capres perdana tersebut. Reporter M.Dava
• Live Streaming
Assalamu'alaykum Warohmatullah Wabarokatuh Sahabat MQ, silahkan dapat menyampaikan pertanyaan disini melalui WhatsApp MQFM