Sahabat MQ, bercanda memang diperlukan dalam hidup. Namun ternyata esensi dari bercanda itu tidak identik dengan lucu, tapi bercanda itu untuk bahagia. Maka, seperti apakah bercanda ala Rasulullah shallallahu alaihi wasalam?
Pertama, luruskan tujuan. Yaitu bercanda untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan lesu, serta menyegarkan suasana dengan canda yang dibolehkan. Sehingga kita bisa memperoleh gairah baru dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat.
Kedua, jangan melewati batas. Sebagian orang sering kebablasan dalam bercanda hingga melanggar norma-norma. Dia mempunyai maksud buruk dalam bercanda, sehingga bisa menjatuhkan wibawa dan martabatnya di hadapan manusia.
Ketiga, jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda. Terkadang ada orang yang bercanda dengan seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan canda orang tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa kita hendak bercanda.
Keempat, jangan bercanda dalam perkara-perkara yang serius. Ada beberapa kondisi yang tidak sepatutnya bagi kita untuk bercanda. Misalnya dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim, ketika memberikan persaksian, dan lain sebagainya.
Kelima, hindari perkara-perkara yang dilarang Allah subhanahu wa ta’ala saat bercanda, di antaranya; menakut nakuti saudaranya, melecehkan sekelompok orang tertentu, atau canda yang berisis tuduhan dan fitnah terhadap orang lain.
Bercanda dengan kata-kata yang buruk tidak dibolehkan sama sekali. Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 53:
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-ku: “hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
Keenam, tidak banyak tertawa. Banyak orang yang tertawa berlebihan sampai terpingkal-pingkal ketika bercanda. Ini bertentangan dengan sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan agar tidak banyak tertawa:
“Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.”
Maka sahabat MQ, mengerjai orang dalam rangka bercanda harus memperhatikan beberapa aspek agar bercanda kita membawa kebahagiana bersama di dunia maupun di akhirat.