Sahabat MQ, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam diutus kepada kita dengan sifat amanah dan jujur. Sebagai umatnya, kedua sifat ini pun harus kita miliki.
Apa itu amanah?
Amanah memiliki arti orang yang bisa dipercaya dan di dalam amanah ini ada kejujuran. Amanah juga berarti melaksanakan apa yang sudah dititipkan kepada kita. Contohnya, ketika kita menjadi orang tua, maka anak adalah titipan Allah dan sepenuhnya milik Allah. Tugas kita adalah menjaganya dengan baik.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda :
“Sampaikan amanat kepada orang yang mempercayakan kepada kamu, dan jangan kamu berkhianat kepada orang yang mengkhianati.” (Hadis Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi)
Sahabat MQ, maka lakukanlah yang terbaik pada setiap apa yang sudah Allah titipkan kepada kita.
Sumber Segala Kerusakan
Sumber dari segala sumber kerusakan adalah jika sudah hilang sifat amanah. Sebagaimana Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bahwa pengabaian amanah merupakan sebab terjadinya kerusakan (HR. Bukhari).
Mengabaikan amanah merupakan sebab terjadinya kerusakan, baik dalam hubungan antarmanusia, antarnegara, antarbangsa, antarpemerintahan, ataupun antar hubungan kita dan kelak di akhirat.
Kisah Teladan dalam Menjalankan Amanah
Suatu ketika, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam mengutus Mu’adz bin Jabal untuk ke Yaman. Lalu, beliau bertanya kepada Muadz, “Dengan apa engkau memutus suatu urusan?”
“Dengan Kitabullah,” jawab Mu’adz.
“Kalau tidak ada di dalam Alquran?” Tanya Rasulullah.
“Dengan sunnah Rasullullah,” jawabnya lagi.
Rasulullah bertanya kembali, “jika tidak ada di dalam Sunnah?”
“Saya akan berijtihad dengan pikiran saya sesuai dengan Alquran dan Sunnah,”
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam pun bersabda, “Mahasuci Allah yang telah memberikan bimbingan kepada utusan Rasulnya dengan satu sikap yang disetujui oleh Rasulnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Menjalankan Amanah = Mengikuti Aturan Allah dan Rasul
Amanah tidak bisa dilakukan di luar aturan Allah dan rasulNya. Jikal ada orang yang dipercaya oleh atasannya, dia akan melaksanakan semua perintah atasannya, padahal salah di mata hukum Allah, maka ia tidak bisa disebut dengan amanah. Seseorang dikatakan amanah apabila tetap dalam koridor mengikuti aturan Allah dan Rasul.
Sahabat MQ, ciri-ciri orang yang amanah adalah sebagai berikut:
- Jujur dalam memberikan kesaksian
Kita harus amanah ketika menjadi saksi dalam perjanjian muamalah, seperti; jual beli, utang piutang, pernikahan, atau menyaksikan kezaliman. Dalam memberikan kesaksian, harus memberikan pernyataan yang benar dan jangan sampai berkata dusta.
Di dalam jujur ada unsur amanah, dan orang yang jujur, takut hanya kepada Allah sehingga ia menegakkan hukum, adil dalam memberikan kesaksian, dan menjauhi sifat khianat dan dusta.
- Orang yang amanah dan jujur akan bersikap tenang
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda : “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.”
Rasulullah adalah contoh pemuda yang jujur karena dipercaya menaruh hajar aswad. Beliau senantiasa bersikap tenang ketika menghadapi perselisihan dan Beliau pun dikenal dengan kebaikan akhlaknya.
- Takut kepada Allah
Umar bin Khaththab pernah mengetes seorang pemuda, “cobalah kamu katakana kepada majikannmu bahwa serigala telah memakan domba,”
Anak itu pun menjawab, “Kalau begitu Allah di mana?”
Ya. Seseorang bisa jujur karena kedekatannya kepada Allah, takutnya ia kepada Allah.
Sahabat MQ, yang bisa melakukan hal ini adalah orang yang bertakwa. Ia amanah, adil, jujur, maka Allah dekatkan kepada takwa sehingga ia pun mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala.