Sahabat MQ, langkah bijak yang perlu kita lakukan menyikapi isu transgender di tengah masyarakat adalah dengan berhenti mencaci maki terhadap pelaku LGBT. Karena, semakin kita melakukan caci maki, semakin seseorang terposisikan sebagai korban. Dengan demikian, akan semakin banyak yang bersimpati pada mereka dan merasa perlu menyuarakan hak-hak mereka untuk mendapatkan persamaan dalam masyarakat.

Hentikan mencaci maki, karena islam tidak pernah mengajarkan kita untuk mencaci maki siapa pun. Bahkan dakwah yang Nabi Luth alaihissalam lakukan pada kaum sodom pun bukan dengan cara mencaci maki.

Tidak berhenti hingga disitu,  kita bisa mengedukasi mengenai fakta dan bahaya dari LGBT. Misalnya dengan menyebarkan info mengenai bahaya kesehatan orang yang melakukan gay dan lesbian, info mengenai rusaknya psikologis dan tata hidup seseorang yang melakukan perbuatan yang tidak Allah sukai.

Lalu, jangan dikucilkan. Dekati mereka dan kenali mengapa mereka melakukan LGBT. Mencari tahu penyebab merupakan bagian dari pengobatan. Jika kita mengucilkannya sebagai pelaku LGBT, maka itu sama saja semakin mendorongnya untuk berteman dengan komunitas LGBT. Karena, hanya sesama LGBT-lah yang bisa menerima kondisinya apa adanya, maka dengan demikian, hilanglah kesempatan kita berdakwah padanya.

Terakhir, jadikan merebaknya isu LGBT sebagai pemicu diri sendiri untuk semakin semangat berdakwah di masyarakat, karena karakter dakwah memang tak pernah mudah.

Sahabat MQ, tugas kita bukanlah menghakimi. Tugas kita hanyalah sebagai pemberi peringatan. Maka, jangan sekali-kali beraksi seolah kita berhak menghakimi sekali pun seorang pelaku LGBT. Mereka adalah makhluk Allah yang berhak untuk mendapatkan siraman dakwah dan peringatan. Ajaklah kembali memahami ajaran Islam dan ajaklah kembali belajar tentang agama Allah.

 

(Konten ini disiarkan dalam Program Mozaik Islam, setiap Sabtu-Ahad pukul 17.00 WIB)