Resep sukses membentuk jiwa yang qana’ah adalah dengan melatih diri untuk menyadari seyakin-yakinnya bahwa rizki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah ta’ala. Tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, walaupun kita sibuk bekerja.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Tidak ada satu pun makhluk bernyawa di bumi, melainkan semuanya dijamin rizkinya oleh Allah.” (Qs. Hud : 6)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan nasehat:

“Sesungguhnya seseorang di antara kalian tidak akan mati, kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rizki yang Allah takdirkan untuknya secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rizki. Bertakwalah kepada Allah. Wahai manusia! carilah rizki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.”(HR. Al-Hakim)

Lalu, ketika kita bisa menerima setiap rizki yang Allah berikan, apa yang akan tertanam dalam diri kita?

Sahabat MQ, qana’ah menjadikan seseorang tidak mudah tergiur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain. Dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga dia selalu hidup dalam ketenteraman dan kedamaian batin. Dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain.

Hidup qana’ah juga menempa jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya melainkan hanya kepada Allah yang Mahakaya.

Inilah yang dilakukan Nabi Ya’qub ketika ditimpa kesulitan, kehilangan anaknya, beliau hanya mengadukan kesusahan dan kesedihannya kepada Allah.

Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada Allah? Karena keyakinan mereka yang begitu mendalam, bahwa dunia seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah.

Jika begitu, mengapa kita tidak meminta saja kepada yang Mahamemiliki segalanya?

Sahabat MQ, jadilah orang yang kaya di mata Allah, bukan di mata manusia. Sehingga kita pun akan menjadi orang yang dicintai Allah subhanahu wa ta’ala.