Masalah utama sebuah keluarga yang selalu ada biasanya seputar keuangan. Bisa karena kekurangan uang, kelebihan uang, atau karena bingung bagaimana mengatur uang bagi orang yang penghasilannya pas-pasan, sedangkan kebutuhan selalu melebihi pemasukan. Namun muara dari itu semua, kata kuncinya adalah bagaimana mengatur keuangan keluarga atau pribadi dengan cerdas, cermat dan sebaik-baiknya. Karena masalah mengatur keuangan tidak memandang orang miskin, menengah atau kaya. Karena siapa pun bisa mengatur keuangan keluarganya. Jika telah bisa mengelola keuangan keluarganya maka bisa dikatakan 50% mereka sudah sukses dan berhasil dalam hal finansialnya.

Jika dalam suatu rumah tangga bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik, maka keluarga tersebut akan siap dalam kondisi apapun meskipun ada biaya tak terduga yang tiba-tiba datang. Manajemen Keuangan dalam keluarga merupakan suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana dalam keluarga.

Kiat dan tips rahasia sukses dalam mengatur keuangan keluarga dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:

Pertama, Setiap kali menerima gaji maka langkah awal yang terpenting yang harus dilakukan pertama kali adalah dengan membayar cicilan hutang terlebih dahulu. Karena hutang adalah kewajiban terpenting yang wajib dipenuhi kepada pihak lain apakah dari bank dan institusi finansial lainnya. Kedisiplinan membayar cicilan merupakan cerminan rapor dan nama baik keluarga. Menjaga nama baik sebagai seorang debitor sangat penting, karena akan bermanfaat nantinya di masa yang akan datang. Selain itu pula dengan memprioritaskan membayar cicilan ini, berarti sudah menghargai para kreditor yang sudah berbaik hati meminjamkan uang kepada keluarga.

Kedua, Setelah membayar cicilan hutang, selanjutnya yang dilakukan adalah berzakat atau memberikan sumbangan keagamaan, sebagai salah satu bukti rasa syukur kita kepada Allah SWT. Dia-lah yang telah memberikan karunia rezeki kepada kita semua, sehingga kita bisa melakukan aktivitas ekonomi keseharian dengan lancar tanpa kekurangan. Sehingga Allah SWT akan semakin menambah karunia dan rezeki yang berlimpah kepada kita.

Ketiga, yang tidak kalah penting adalah menyisihkan minimal 10% penghasilan untuk ditabung/investasi. Karena, salah satu kebiasaan buruk adalah menunggu kalau ada sisa uang di akhir bulan, padahal kenyataannya hampir selalu tidak ada yang tersisa, itu berarti tidak pernah akan bisa menabung. Jika kita memiliki tabungan, tabungan tersebut dapat digunakan sebagai uang cadangan ketika ada biaya yang tidak diduga-duga.

Keempat, langkah terakhir adalah menghabiskan uang gaji atau penghasilan yang tersisa. Baik untuk memenuhi berbagai keperluan rutin keluarga seperti belanja isi dapur, makan, lauk-pauk, asuransi, sekolah anak, rekreasi, beli baju dan sebagainya.

Sahabat MQ, setiap rumah tangga memiliki gaya dan pola yang tidak sama dalam hal pengaturan dan sistem pengeluaran keuangan. Tetapi, setidaknya dengan perencanaan ini akan semakin mudah menata manajemen keuangan rumah tangga. Ini akan bermanfaat untuk masa sekarang dan masa datang. Untuk itu perlu suatu cara yang dapat mengelola keuangan keluarga yang baik. Karena uang seringkali menjadi penyebab terjadinya perceraian. Perselisihan mengenai keuangan bisa saja terjadi disaat uang melimpah maupun disaat kekurangan uang. Masyarakat Indonesia merasa risih bila harus membicarakan masalah keuangan dalam keluarga. Oleh karena itu perlu semua kalangan masyarakat terutama pasangan suami istri untuk belajar saling terbuka mengenai keuangannya masing-masing. Setiap orang memiliki pandangan mengenai uang yang berbeda-beda karena suami atau istri dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Kegagalan dalam membicarakan soal uang di dalam keluarga berpotensi menimbulkan permasalahan serius. Komunikasi yang dijaga dengan baik dan searah akan meminimalisir terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga.