Didalam kehidupan ini, apabila orang telah mengproklamirkan bendera permusuhan kepada kita, maka kita tentunya harus waspada dan mawas diri. Demikian juga iblis dan seluruh bala tentaranya yang terdiri dari syetan-syetan, mereka telah mengibarkan bendera permusuhan kepada nabi adam  dan anak cucunya, termasuk kepada kita umat Rosulullah saw.

Akan sengsara dan celaka, jika kepada iblis dan syetan yang telah nyata-nyata mengibarkan bendera permusuhan itu, kita mengatakan toleransi, mengadakan kerja sama, dan menjadi budak yang mengperturutkan kemauan iblis dan syetan.

Siapa yang menjadi musuh-musuh syetan dalam kehidupan ini?

Suatu hari Allah memerintahkan Iblis untuk mendatangi Nabi Muhammad SAW dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan olehnya, yang pertama Rasulullah saw bertanya “untuk apa kau datang kepadaku wahai iblis ?, kemudian iblis menjawabnya “Allah memerintahkanku untuk mendatangi dan menjawab semua pertanyaan yang kaujaukan kepadaku,” jawab Iblis.

Kemudian nabipun bertanya kembali, “siapa yang menjadi musuh-musuh mu dari kalangan umatku di bumi ini ?”

Iblis menjawabnya, musuh-musuhku diantara umatku kata iblis yaitu :

Yang pertama, nabi  Muhammad saw.

kenapa iblis mencatat nabi muhammad sebagai tokoh nomer satu dalam deretan musuh-musuhnya ?, karena keberadaan rasul adalah rahmatan lil alaamin, kemudian keberadaan beliau berfungsi menyalamatkan manusia dari kegelapan atau kesesatan menuju ke arah yang terang benerang penuh berisi petunjuk dan hidayah dari Allah swt.

Kedua, pemimpin yang adil.

Sesungguhnya iblis merasakan putus asa menghadapi pemimpin yang adil, karena tipu dayanya tidak terkena, segala tingkah ulahnya tidak diperturutkan, hinnga menderetkan imam yang adil adalah musuh iblis yang kedua, karena pemimpin yang yang adil mempunyai dampak dalam kehidupan di dunia ini, melindungi dan  menentramkan orang banyak, hingga ketika semakin aman,tentram situasi dan kondisi maka makin mudah orang melaksankan ibadah.

Ketiga, orang kaya yang rendah hati.

Iblis tidak senang ketika ada orang kaya tidak sombong, karena menjadi suatu kewajaran ketika seseorang diberikan kelebihan harta memiliki sifat sombong, merasa dirinya lebih dari yang lain. Maka ketika ada orang yang kaya dan memiliki sifat yang rendah hati, itu merupakan bukti bahwa orang tersebut adalah orang yang mempunyai keyakinan kalau semuanya itu adalah titipan dari Allah yang akan kembali lagi kepada Allah, semata ia memiliki kekayaan karena ia menjalankan amanah yang Allah titipkan kepadanya.

Keempat, pengusaha yang jujur.

Semua oarang ingin untung, tidak ada kecuali siapapun orangnya, dan itu adalah wajar. Maka seoarang pengusaha yang memliki keuntungan karena kejujurannya adalah orang yang yakin bahwa rizki sudah diatur oleh Allah, dan ketika menjemputnya dengan kebaikan maka keberkahan yang akan didapatkannya.

Kelima, orang alim yang berusaha khusyuk.

Tidak setiap orang ayang berilmu memiliki kekhusyuan dalam beribadah, karena khusyuk itu merupaka suautu ketenangan dan kepasrahan terhadap Tuhan di dalam melaksanakan ibadah.

Keenam, orang beriman yang ikhlas.

Ikhlas merupakan suatu perbuatan yang mudah dikatakan, tapi sulit dikerjakan,  karena ikhlas adalah melakukan amal saleh secara tulus tanpa pamrih manusia, melainkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.

Ketujuh, orang beriman yang berhati penyayang.

Sesungguhnya rasulullah saw adalah pribadi yang penyayang, sikap penyayangnya membuat semua orang simpati, bahakn bukan saja dihormati oleh sahabat-sahabatnya, melainkan musuhpun menghormatinya, oleh karena itu orang yang beriman dan memiliki sifat penyayang dapat menciptakan kedamaian seksama saudara, tetangga, sahabt dan yang lainnya.

Kedelapan, orang tobat yang istiqamah.

Hijrah atau taubat itu mudah, namun istiqomahlah yang sangat sulit, bahkan ada ulama yang mengatakan bahwa istiqomah itu lebih baik dari pada 10 karomah.  Maka ketika orang yang bertaubat dan istiqomah dalam taubatnya bisa dipastikan orang tersebut merupakan orang yang Allah rindukan kedatangannya dalam taubatnya.

Kesembilan, orang yang berhati-hati (wara‘) dari barang haram.

menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal- hal yang tidak baik dan subhat, merupakan ciri orang yang wara’, orang yang wara’ adalah orang yang memiliki rasa ketakutan yang tinggi kepada Allah, karena takut dengan ketidak hati-hatiannya membuat murkanya Allah kepada dirinya.

Kesepuluh, orang beriman yang menjaga wudhu.

Wudhu tidak hanya sebatas hikmah untuk membersihkan diri dari segala macam kotoran dan juga hadas kecil yang menempel pada tubuh. Akan tetapi, wudhu juga bisa dijadikan pengampun dosa yang sudah dilakukan sekaligus pemberi syafaat untuk kita kelak.

 Berikut diatas adalah orang-orang yang dimusuhi  oleh iblis, ketika konteks dimusihi adalah hal yang negatif, tapi justru orang yang dimusihi oleh iblis adalah termasuk orang yang beruntung, karena iblis merupakan musuh Allah, dan laknatullah yang ditugaskan untuk menggoda manusia agat tersesat, sehingga iblis mempunyai teman kelak didalam neraka.