Sahabat mq, tidak selamanya tubuh kita sehat, adakalanya tubuh kita diuji dengan sakit, karena  tubuh ini adalah milik Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Ketika sakit,hendaklah  seseorang harus memaksimalkan ikhtiar untuk sembuh dan tetap yakin bahwa yang menyembuhkan rasa sakit itu  adalah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, serta yakin bahwa sakit yang dialami harus menjadi jalan kebaikan untuk kita dalam memperbanyak dzikir.

Sehat, sakit, dipuji, dicaci, gembira, sedih, ada, tiada, semuanya sama bagian episode dari Alloh Subhanahu Wa Ta’ala yang membawa kebaikan kalau kita bisa menyikapinya dengan benar. Yakinlah, kalau niat kita lurus dan cara kita benar, kita tidak akan pernah rugi. Diberi nikmat kita bersyukur dan syukur jadi kebaikan. Diberi ujian kita bersabar dan bersabar pun jadi kebaikan.oleh karenanya, marilah  kita syukuri karunia sehat ini dengan menjaga kesehatan, dan menjauhkannya dari hal-hal yang bisa merugikan atau merusaknya.

Bukan hanya sibuk beramal tapi kita harus sibuk dengan diterima atau tidaknya amal kita oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala

Sahabat mq, yang paling penting dari amal yang kita lakukan adalah diterima oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Bukan hanya sibuk beramal tapi kita harus sibuk dengan diterima atau tidaknya amal kita oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Jangan memikirkan penilaian makhluk, penghargaan makhluk tapi cukupkan saja agar amalan kita diterima oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Karena tidak ada lagi yang berarti bagi kita selain Alloh Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi kita.

Hidup ini bukan masalah pintar, terampil dan hebat, masalahnya cuman satu Alloh Subhanahu Wa Ta’ala suka atau tidak kepada kita.

Jika Alloh Subhanahu Wa Ta’ala suka niscaya akan diberikan yang terbaik, maka kerjarlah keridhoan-Nya lewat amal-amal yang disukai oleh-Nya dan Ikhlas melakukannya. Hal ini sebagiamana sabda nabi saw :

عائشة رضي الله عنها; أن رسول الله-صلى الله عليه وسلم قال:  ” مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ ، بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ ، سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ “.

Artinya: “Barangsiapa mencari keridhoan dari Allah (saja) meskipun manusia benci kepadanya, niscaya Allah akan ridho kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia ridho kepadanya pula. Dan barangsiapa mencari keridhoan dari manusia dengan membuat Allah murka kepadanya, niscaya Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia murka kepadanya pula.” (HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya no.276 (I/497), dari Aisyah. Syuaib Al-Arnauth berkata: “Sanadnya Hasan”).

Di dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ

Artinya: “Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barangsiapa membuat manusia murka dengan keridhoan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan manusia.” (Shahih. HR. Ibnu Hibban no.277 (I/510), dari Aisyah. Dan dishohihkan oleh syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no.6010).

Semakin seseorang yakin kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, maka akan semakin ia menjaga sikapnya

Sahabat mq, semakin seseorang yakin kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, maka akan semakin ia menjaga sikapnya, semakin ia menjaga perbuatan, ucapan dan niat di dalam hatinya. Jika sudah demikian, maka akan semakin terjaga dirinya dari perbuatan dosa dan kemaksiatan, dan emakin istiqomah di jalan keselamatan.

Orang yang yakin bahwa semua adalah ciptaan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, maka ia tidak akan pernah ujub dan sombong. Apa yang mau disombongkan, karena semua diciptakan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dengan sempurna, dan tidaklah ada daya dan kekuatan bagi seorang mahluk, tanpa pertolongan dari Allah swt.