Banyak sekali manusia yang terjangkit rasa kehampaan, kegelisahan, dan kesedihan. Itu semua merupakan hal lumrah di kalangan lingkungan manusia akan tetapi, bagaimana solusinya. Jika dilihat dari realita kehidupan di era modern ini adalah suatu permasalahan yang berakar, beranak pinak, bahkan bercabang. Banyak problematika yang muncul di lingkungan masyarakat disebabkan oleh berbagai macam masalah dan berbagai ujian yang sering datang silih berganti. Tak jarang musibah itu datang secara beruntun akibat masalah yang timbul muncul berbagai persepsi dan menyalahkan atas dirinya sendiri, keluarga, orang lain, bahkan menyalahkan Tuhannya sendiri.

Dengan segala kelebihannya, manusia dituntut untuk menciptakan kehidupan yang seimbang dan serasi di dunia ini. Tujuan utamanya ialah kebahagiaan. Karena itu semua manusia mendambakan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Kebahagiaan diharapkan bisa dirasakan tanpa dibatasi oleh waktu maupun tempat tertentu, baik secara personal maupun komunal. Tidak hanya itu kebahagiaan di dunia, kebahagiaan akhirat juga menjadi dambaan setiap manusia. Namun diera modern saat ini mayoritas manusia hanya memikirkan kebahagiaan dunia saja.

Pada saat materialisme menjadi panglima, di mana kekayaan, jabatan, dan ketenaran menjadi dewa yang diagung-agungkan, kematian bunuh diri seorang aktor hebat peraih Oscar (Robin William) adalah sebuah tragedi kemanusiaan. Kenyataan yang mengenaskan ini meniscayakan adanya redefinisi terhadap ukuran kesuksesan dan kebahagiaan. Dua komponen yang selama ini dianggap sebagai ukuran utama kesuksesan, yaitu kekayaan dan kekuasaan, perlu dilengkapi dengan hal-hal yang lebih mendasar lagi. Ariana Huffington dilansir dari laman Kompas menawarkan empat elemen kesuksesan, yaitu: kesehatan lahiriah-batiniah (well-being), ketakjuban (wonder), kearifan (wisdom), dan sikap memberi (giving). Dalam ukuran baru ini, sukses harus berbanding lurus dengan kebahagiaan. Sukses haruslah sebangun dengan kebermaknaan hidup. Jadi, persoalan setiap manusia adalah bagaimana menemukan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya dengan mengisinya dengan hal-hal yang bermakna.
Sahabat MQ, oleh karena itu penting bagi manusia untuk memahami betul realita kehidupan agar menjadi manfaat bagi orang lain, sebab ketika kita mampu membantu orang lain, menjadi manfaat bagi orang lain, disitulah kebahagiaan sederhana tersirat dalam kehidupan.  Kebahagiaan bukan berarti hal yang mewah bukan pula suatu prestasi yang dibanggakan, kebahagiaan adalah ketika kita mampu berkontribusi dalam hal yang menguntungkan orang lain, bermanfaat bagi sesama manusia, serta menenangkan hati kita itulah makna kebahagiaan yang sesungguhnya. Kesuksesanyan dan kekayaan belum tentu menjadi sumber dari pada kebahagiaan, manusia sungguh sulit menanamkan rasa syukur, yang sering kali menjadi racun dalam diri manusia adalah selalu merasa kekurangan, merasa tidak pernah puas dengan segala nikmat yang telah Allah berikan. Hal itulah yang harus sejak saat ini kita sadari, sebab kebahagiaan memang tujuan tetapi kasih sayang Allah adalah segalanya bagi manusia.