Sahabat MQ , bersyukurlah bahwasannya kita adalah seorang muslim yang sebagaimana segalanya sudah diatur sedemiakn rupa. Karena islam termasuk agama yang paling sempurna tentunya. Mulai dari ujung kaki hingga rambut, Allah subhanahu wa ta’ala telah mengaturnya dalam kitab-Nya yakni Al-Qur’an. Khususnya dalam hal berpakaian, sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang lebih baik. Hal itu semua merupakan ayat-ayat Allah, supaya mereka berdzikir mengingat-Ku.” (QS. al-A’raf : 26).
Sebagaimana ayat diatas Allah memberikan kemurahan hati kepada hamba-Nya berupa pakaian serta perhiasan. Pakaian merupakan kebutuhan primer manusia, sedangkan perhiasan hanya sebagai pelengkap. Fungsi dari pakaian tersebut bukan hanya untuk berhias melainkan untk menutup aurat hamba-Nya. Sedangkan pakaian takwa yaitu pakaian batin, dimana pakaian tersebut adalah pakaian yang terbaik bagi umat muslim dengan cara menjauhi larangan-larangan dan mengerjakan perintah-perintahNya.
Hendaknya dalam berpakaian Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam telah memberikan contoh kepada umatnya agar berpakaian sesuai apa yang disyari’atkan. Selain harus menutup aurat, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam selalu memakai pakain yang sederhana dan tidak berlebihan. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Barangsiapa meninggalkan suatu pakaian dengan niat tawadhu’ karena Allah, sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas ia diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin ia pakai.” (HR. Ahmad, dan Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahaadist ash-Shahiihah : 718)
Kembali lagi kepada fungsi utama berpakain ialah menutup aurat. Oleh karena itu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan hamba-Nya agar menggunakan pakaian yang sederhana. Sebagai suri tauladan yang baik, berikut pakaian yang dikenakan beliau :
- Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengenakan sorban hitam ketika beliau diatas mimbar. Sebagaimana riwayat Muslim dalam kitab shahihnya:
Dari Amr bin Harits dia berkata,
رأيتُ رسولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم على المنبرِ وَعَلَيهِ عِمَامَة سَوْدَاءُ قَدْ أرخَى طَرفَيهَا بينَ كَتِفَيْهِ
“Aku melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di atas mimbar dan di atas kepala beliau ada sorban hitam yang kedua ujung sorban tersebut beliau julurkan di antara kedua pundak beliau “.
- Gamis adalah pakaian yang sunnahkan, sebagaimana ummu salamah radhiyallahu’anha, berkata :
كَانَ أَحَبَّ الثِّيَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْقَمِيصُ
“Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu gamis.” (HR. Tirmidzi no. 1762 dan Abu Daud no. 4025. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
- Wana pakaian yang diutamakan beliau yakni wana putih, hitam dan hijau. Sebagaimana sabda beliau.
“Pakailah pakaianmu yang berwarna putih karena (warna putih) adalah sebaik-baik pakaian kamu,” (HR. Imam Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i).
Anas bin Malik juga mengatakan, ” Warna yang paling disukai oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hijau.”
Sedangkan, Ibnu Hajar menyebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kepada para sahabat agar mengenakan pakaian warna hijau.
” Pada hari raya kami disuruh memakai pakaian berwarna hijau karena warna hijau lebih utama. Adapun warna hijau adalah afdhal daripada warna lainnya, sesudah putih.”
Tidak menutup kemungkinan bahwa warna pakaian yang lain dianjurkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahualam bisawab.