Keluarga merupakan harta yang paling berharga, karena keluargalah tempat kita untuk mendapatkan ketentraman dari Allah swt, keluarga adalah tempat merencanakan kehidupan terbaik kelak di akhirat, kehidupan bersama keluarga di surga-Nya Allah swt. Seringkali menjadi sebuah semboyan bahwa Rumahku adalah Surgaku, sudah barang tentu yang mengisi rumah adalah keluarga. Rumah kita bisa menjadi surganya kita di dunia, kalau yang mengisinya merasakan ketenraman, dan  kenyamanan. Namun sebaliknya rumah kita akan serasa bergejolak, kalau  yang mengisinya dipenuhi dengan  rasa kebencian, ketidak harmonisan, dan jauh dari Allah swt.

Kasus perceraian dan ketidak harmonisan dalam berkeluarga

Seringkali kita temui dari beberapa kasus perceraian dan ketidaak harmonisan suatu keluarga, bukan dari faktor ekonomi saja, melainkan dari faktor keilmuan dalam hal berumah tangga. Menjalin bahtera rumah tangga tidak cukup dengan modal mapan saja, karena mapan tak menjamin keluarga bahagia, mapan mungkin salah satu faktor kebahagiaan bagi kalangan tertentu, namun modal utamanya adalah keilmuan dalam mengelola rumah tangga, dengan ilmu bisa membuat rumah tangga yang sederhana bisa jadi sangat bahagia. Dimana, disana suatu pasangan bisa saling memahami, saling menurunkan ego, dan mengetahui manajemen komflik ketika berada dalam ujian rumah tangga.

Ujian dalam berumah tangga

Setiap keluarga atau pasangan pasti mengalami yang namanya ujian dalam berumah tangga, baik itu komplik dengan pasangan (suami atau istri), konflik dengan orangtua atau mertua, konflik dengan saudara, bahkan konflik dengan anak. Tak semuanya bisa diselsaikan dengan uang, bisa jadi uang saat itu tidak berharga baginya, karena keharmonisan dalam berkeluarga, rasa saling memiliki, rasa saling menghormati, dan rasa saling menghargai dalam rumah tangga adalah kuci kebahagiaan.

Acapkalai seseorang yang diuji dalam rumah tangga tidak dengan ilmunya, maka rumah tangganya bukanlah kebahagian atau rasa sakinah mawaddah dan rohmah yang ia dapatkan, tapi kebencian, tuntutan demi tuntutan yang ia ajukan kepada pasangannya, dan rasa ketidak puasan dengan pelayanan dan pemberian dari pasangannya. Berbeda dengan suatu pasangan atau keluarga yang dijalani dengan ilmunya dan tungtunan syariat islam, maka tatkala pernikahan atau keluarganya diuji akan dihadapi dengan penuh rasa cinta dan ikhlas serta akan fokus kepada penyelasainnya, dengan tak saling meningkatkan ego, dan saling memahami satu sama lain. Maka ketika ujian melanda, rumah tangganya akan semakin indah disaat semuanya terlalui sudah, dan akan bertambah rasa cintanya bersama selami karunia-Nya.

Di sinilah pentingnya ilmu. Baik tentang fiqih, komunikasi, manajemen ekonomi, psikologi, dan lain sebagainya yang terangkum dalam dua bidang ilmu; Kalam Allah Ta’ala dan Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kehiduoan belkeluarga merupakan kehidpuan yang mempunyai harapan dan cita-cita

Hidup berkeluarga itu merupakan sebuah kehidpuan yang mempunyai harapan dan cita-cita, bukan sekedar kebersamaan tapi tentang bagaimana kedepannya terlebih kehidpuan kita di akhirat kelak.  Harapannya yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, memiliki anak dan keturunan yang shaleh dan shalehah,  serta lewat keluargalah surga kita di dunia dan di akhirat tercipta.

Dengan adanya ilmu, rumah tangga atau berkeluarga, akan berjalan sesuai dengan rute yang telah digariskan-Nya. Bahkan, ketika ada indikasi melenceng, ilmu pulalah yang memberikan petunjuk. Oleh karena itu fahamkanlah seluruh anggota keluarga kita kepada ilmu, khususnya ilmu agama. Berikanlah perhatian, dan kepedulian kepada anggota keluarga kita, ajak berdiskusi, dan libatkan anggota keluaraga sesuai dengan perannya masing-masing. Akhirnya semoga kita senantiasa membersamai keluarga kita, dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun,  Dan semoga Allah kumpulkan dengan keluarga di surga-Nya.