Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dan para sahabat mencegat kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan yang membawa 1.000 ekor unta dan 50.000 dinar emas.

Rasulullah hendak mencegat Kaum Quraisy, karena mereka mengundang peperangan terhadap umat Islam, merampas harta mereka ketika di Mekkah hingga mengusir umat Islam.

Tak disangka, berita pencegatan ini sampai ke telinga pembesar-pembesar Quraisy di Mekkah. Mereka pun keluar dengan kekuatan besar menghadapi pasukan muslim.

Dua pasukan bertemu. Pasukan Islam berjumlah 300 orang, sedangkan pasukan Kaum Quraisy berjumlah 1.300 orang.

Rasulullah khawatir, karena beliau belum menyaksikan loyalitas penduduk Madinah di tengah masa-masa sulit. Sedangkan pasukan Mekkah, beliau tahu karena telah bersama-sama mengalami masa-masa sulit.

Abu Bakar dan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhumaa meyakinkan Rasulullah. Namun Rasulullah belum merasa puas. Akhirnya berbicaralah salah seorang Anshar, Al-Miqdad bin ‘Amr:

“Wahai Rasulullah, majulah terus sesuai apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Kami akan bersamamu ya Rasulullah. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan sebagaimana perkataan Bani Israil kepada Nabi Musa, ‘pergi saja kamu, wahai Musa bersama Rabb-mu, berperanglah kalian berdua, biar kami duduk menanti di sini saja’.”

Al-Miqdad melanjutkan, Tetapi pergilah bersama Rabb-mu, lalu berperanglah kalian berdua dan kami akan ikut berperang bersama kalian berdua. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau ya Rasulullah pergi membawa kami ke dasar sumur yang gelap, kami pun siap bertempur bersamamu hingga engkau bisa mencapai tempat itu.”

Di malam 17 Ramadan tahun 2 H, Rasulullah menyibukkan diri dengan doa untuk pertempuran esok hari. Beliau mendoakan dan menyebutkan satu per satu nama-nama tokoh Quraisy agar dibinaskan di pertempuran esok hari.

Keesokan harinya berkecamuklah peperangan, lemparan tombak dan gemertak pedang yang beradu memenuhi medan Badar. Dengan jumlah yang sangat minim, pasukan Islam sempat terdesak dan berpotensi mengalami kekalahan.

Lalu Allah turunkan bala bantuan dengan diturunkannya pasukan langit, yaitu para malaikat. Tidak tanggung-tanggung, pemimpin para malaikat, Malaikat Jibril, turun dari langit dan ikut serta dalam peperangan.

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, Bergembiralah wahai abu bakar, pertolongan Allah sudah datang. Ini Jibril sedang memegang tengkuk kuda guna memacunya, yang pada gigi serinya terdapat debu.”

Allah pun memenangkan pembela-pembela agamanya dan menghinakan pasukan Iblis. Semua pembesar Quraisy yang turut serta dalam peperangan tewas, sehingga meninggalkan duka yang mendalam dan mental yang jatuh di kalangan orang-orang Mekkah.