Sahabat MQ, melihat orang lain sudah menikah dan terlihat bahagia, maka kita pun ingin menikah dengan alasan ingin bahagia. Atau, tak jarang juga, menganggap pernikahan sebagai solusi.
Menikah bukanlah tujuan atau garis akhir. Menikah adalah titik awal untuk fase yang baru. Menjadi titik akhir dari fase kita sendiri sekaligus titk awal dari fase yang baru dan kita menjalankannya tanggung jawab. Oleh karena itu, tanggung jawab adalah salah satu bentuk kesiapan menikah.
Ketika kita menikah umur 25 tahun, lantas setelah menikah tak menjadikan kita menjadi anak yang tidak baik, justru harus lebih baik lagi. Begitupun dengan ibadah. Setelah menikah, ibadah jadi tidak baik, justru harus lebih baik lagi, apalagi sebagai suami.
Kecuali, jika kita menjadikan pernikahan sebagai tujuan. Kita beribadah agar mudah nikah, sehingga ketika sudah menikah lepas itu semuanya.
Kalau menganggap nikah sebagai sebuah fase, maka kita akan meningkatkan ibadah lagi, karena untuk mendidik istri dan karena ada anak yg mencontoh kita.
Sumber : Talkshow Rumahku Surgaku bersama Arif Rahman Lubis. Simak selengkapnya di sini.