Sahabat MQ, apa yang anda ingat jika mendengar kata Ramadan? Momen Ramadan setidaknya mengingatkan kita akan buka puasa bersama, tarawih berjamaah, ngantuknya sahur, dan lain sebagainya.
Namun, bagaimana dengan mempersiapkan Ramadan ya, sahabat MQ? Sebulan jelang Ramadan, banyak orang yang berbelanja untuk menyambut Ramadan atau istilahnya munggahan, atau untuk berbelanja kebutuhan lebaran, dan lainnya.
Munggahan
Munggahan berasal dari Bahasa Sunda, yang bermakna naik. Maksudnya, ketika memasuki Bulan Ramadan, masyarakat naik ke waktu atau bulan yang luhur derajatnya, dan diharapkan masyarakat juga menjadi pribadi yang lebih baik, seiring dengan tibanya bulan suci Ramadan. Khususnya dalam urusan menahan hawa nafsu selama berpuasa.
Dalam kamus umum Bahasa Sunda, munggah juga memiliki arti hari pertama puasa pada tanggal 1 Ramadan. Oleh karenanya, masyarakat Sunda sering mengadakan acara munggahan satu hari jelang bulan suci Ramadaan, dengan berkumpul makan-makan bersama keluarga atau teman.
Tradisi ini juga dilakukan di daerah lain. Seperti di Aceh, dikenal denga istilah meugang, dan di tempat lainnya walaupun tanpa nama khusus, tapi aktivitasnya tidak jauh berbeda.
Sahabat MQ, yang perlu kita cermati dari tradisi munggahan ini adalah bagaimana kita mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan. Sebab dalam hadis, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Termasuk dari bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan yang tidak berguna baginya.” (HR. At-Tirmizi)
Cara Rasulullah Mempersiapkan Ramadan
Jika kita berkaca pada bagaimana Nabi Muhammad mempersiapkan Ramadan. Rasulullah shalallahu alaihi wasalam telah mempersiapkannya bahkan dari selepas Idul Fitri tahun sebelumnya.
Bahkan, semakin ketat persiapnnya di bulan Sya’ban seperti ini. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, ‘Aisyah radhiyallahu anha berkata: “Aku tidak melihat Rasulullah shalallahu alaihi wasalam puasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadan. Dan aku tidak melihat melihat beliau banyak puasa kecuali pada Bulan Sya’ban.”
Hal ini membuktikan bahwa beliau benar benar serius mempersiapkan menjalani Ramadan. Memperbanyak puasa di bulan Sya’ban adalah bentuk latihan tubuh kita untuk bisa bertahan berpuasa di bulan Ramadan.
Karena tidak jarang sahabat MQ, diantara kita ada yang gugur puasanya saat mengawali Ramadan. Bisa jadi alasannya adalah karena tubuhnya terkejut menghadapi rutinitas yang baru dan tidak biasa.
Oleh sebab itu, persiapan fisik dan mental harus kita perhatikan dari sekarang sebelum menjalani Ramadan. Bina fisik kita dari sekarang dengan makan makanan yang bergizi. Selain itu, mulai cari tau informasi mengenai pola makan yang tepat saat akan menghadapi puasa Ramadan.
Apakah hanya tentang makan saja? Tentu tidak sahabat MQ. Persiapan fisik lainnya adalah olah raga. Hal ini juga patut kita biasakan agar stamina kita dalam aktivitas Ramadan tetap prima, walau dalam kondisi berpuasa sekalipun.
Karena, saat puasa sebenarnya kita bisa beraktivitas layaknya di hari hari biasa. Bahkan di masa Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, beliau beserta para sahabat memenangkan peperangan di medan perang dalam keadaan berpuasa. Masya Allah, Rasul dan para sahabat sudah memiliki mental pemenang sekalipun dalam peperangan.
Sahabat MQ, lalu sudah sejauh mana kita mempersiapkan diri menuju bulan Ramadan?