Sahabat MQ, kata dakwah sangat identik dengan ustaz atau ustazah. Seolah kata dakwah hanya berarti ceramah di atas mimbar yang hanya dapat dilakukan oleh para penceramah. Padahal, kata dakwah bukan hanya berarti ceramah, tapi memiliki arti yang luas.

Seperti yang dijelaskan dalam Alquran surat Ali-Imron ayat 110, Allah berforman:

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.”

Tentang metode dakwah pun dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 125 yang artinya:

“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Berdasarkan ayat tersebut, dakwah merupakan tugas dan kewajiban bagi setiap muslim, sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing. Jika ustaz dan ustazah dapat menggunakan tiga motede yang disebutkan dalam surat An-nahl ayat 125, yaitu:

Metode Dakwah Ma’uidhah Hasanah

Metode ma’uidhah hasanah atau ceramah yang bermakna, berdakwah dengan nasehat-nasehat yang baik yang diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat, dan berdasarkan realitas kehidupan masyarakat yang dikemas dalam bahasa yang santun dan menyentuh hati masyarakat.

Metode Debat

Berdakwah dengan cara berdebat, terutama bagi kalangan intelektual atau orang-orang terdidik yang berfikiran logis. Maka, ajaran islam harus dapat dijelaskan dengan argumentasi-argumentasi yang logis dan rasional.

Metode Bi Hikmah

Yakni menasehati dengan bijaksana, dapat menempatkan diri sesuai dengan kondisi masyarakat, baik tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan latar belakang budaya, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima.

Lalu bagaimana kita sebagai muslim yang belum memiliki ilmu agama yang tinggi dapat berdakwah? Bisakah kita berdakwah?

Ya. Kita memang sering merasa belum memiliki ilmu agama yang tinggi dan kapasitas yang baik seperti para ulama, namun bukan berarti kita tidak dapat berbuat apa pun, terutama untuk mengajak muslim lainnya untuk berbuat baik.

Sahabat MQ, di zaman yang serba menggunakan teknologi ini, terdapat beragam media yang dapat kita gunakan untuk menebar kebaikan, seperti melalui media sosial.

 

(Konten ini disiarkan dalam Segmen Mozaik Islam, setiap Sabtu – Ahad pukul 17,00 WIB)