Setelah salat ini, aku mau ngerjain tugas, eh.. Jangan deh, makan dulu baru ngerjain tugas, laper banget soalnya. Allahu akbar. Makannya sama telur aja deh biar cepet bikinnya, udah laper banget ini. Allahu akbar. Eh, astaghfirullah.. Ini udah rakaat berapa?

 

Sahabat MQ, sering dalam salat kita, terlintas hal-hal duniawi, hingga salat yang seharusnya menjadi jalan kita beribadah kepada Allah, justru luput begitu saja. Karena pikiran kita saat salat tidak khusyu.

Satu hal yang perlu direnungkan untuk memperbaiki kualitas shalat kita, yaitu apa sebenarnya yang harus dipikirkan ketika shalat? Lalu bagaimana agar salat tidak terlewat begitu saja?

Sahabat MQ, salat memiliki konten, dan isinya ada dua; yaitu, gerakan dan bacaan. Karena itu, fokus terhadap isi salat, berarti fokus memikirkan gerakan dan bacaan dalam salat.

Ketika salat, kita perlu fokus memikirkan gerakan salat, berarti memikirkan bagaimana agar kita bisa melakukan gerakan salat yang sesuai sunnah. Bagaimana caranya sedekap yang benar, cara rukuk yang benar, bagaimana mengatur arah pandangan ketika shalat, dimana posisi tangan ketika sujud, bagaimana posisi duduk sesuai sunnah, dan lainnya.

Oleh karena itu, seorang hamba dituntut untuk mempelajari tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu sesuaikan gerakan dalam shalat dengan gerakan yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ya, jadikan gerakan shalat kita berdalil. Sesuaikan dengan dalil, maka kita akan bisa khusyuk dalam shalat. Termasuk bagian dari fokus memikirkan gerakan, adalah merenungkan dan memahami arti dari gerakan shalat. Seperti, merenungkan mengapa harus berdiri, mengapa harus rukuk, atau mengapa posisi sujud seperti itu.

Sahabat MQ, agar salat kita khusyu ketika salat, kita harus fokus memikirkan bacaan shalat. Bentuknya adalah dengan merenungkan makna setiap bacaan yang dilantunkan dalam shalat. Seperti, memahami makna takbiratul ihram, memahami makna doa iftitah, merenungi bacaan al-fatihah, memahami makna doa rukuk, dan lainnya.

Fokus dibagian ini lebih rumit untuk dilakukan, karena orang yang shalat harus mengerti bahasa arab, atau setidaknya mampu memahami maknanya.

Sahabat MQ, ketika kita fokus memikirkan dua hal tersebut, berarti kita telah fokus memikirkan isi shalat, dan itulah jatah khusyuknya dalam shalat.