Sahabat MQ, Hari Bahasa Ibu Internasional pada awalnya diusulkan Bangladesh kepada United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Melihat pentingnya keberagaman Bahasa bagi masyarakat, UNESCO pun akhirnya menyetujui peringatan ini pada tahun 1999.
Deklarasi ini muncul sebagai penghormatan terhadap Gerakan Bahasa yang dilakukan oleh orang Bangladesh (saat itu orang Pakistan Timur). Ketika Pakistan dibentuk pada tahun 1947, ia memiliki dua bagian geografis yang terpisah: Pakistan Timur (Bangladesh) dan Pakistan Barat (Pakistan). Kedua bagian itu sangat berbeda satu sama lain dalam pengertian budaya, bahasa, dan lain-lain.
Dilansir dari laman UNESCO, organisasi ini berusaha untuk melestarikan perbedaan budaya dan bahasa yang mendorong toleransi antar sesama. Hal itu karena keberagaman bahasa mulai terancam dan kian banyak bahasa yang hilang.
Jika kita lihat, secara global, 40% populasi tidak memiliki akses pendidikan karena tidak menggunakan atau memahami bahasa yang digunakan. Namun, UNESCO bersama PBB terus membuat kemajuan di bidang pendidikan, khususnya multibahasa.
Metode itu dirancang dengan pemahaman yang berkembang tentang pentingnya bahasa yang digunakan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat hadir melalui bahasa mereka yang digunakan sekaligus melestarikan pengetahuan dan budaya tradisional secara berkelanjutan.
Tema Hari Bahasa Ibu Internasional 2022
Tahun ini, UNESCO menyoroti penggunaan teknologi untuk pembelajaran multibahasa mempunyai peluang sekaligus tantangan.
Diberitakan detik.com, bahasa Ibu memang dapat memajukan inklusi dan fokus dengan tujuan pembangunan berkelanjutan agar tidak meninggalkan bahasa apapun. UNESCO percaya pendidikan berbasis bahasa harus dimulai sejak usia dini. Hal itu karena pengasuhan dan pendidikan anak usia dini merupakan dasar dari pembelajaran, sehingga ia berhak mendapatkannya dari ibu.
Namun, di sisi lain, teknologi mempunyai pengaruh terhadap penggunaan bahasa. Melalui teknologi, tak sedikit bahasa lokal yang musnah dan tidak digunakan.
Oleh karena itu, tema Hari Bahasa Ibu Internasional 2022 yakni ‘Menggunakan Teknologi Untuk Pembelajaran Multibahasa: Tantangan dan Peluang.”
Tema ini bermaksud untuk mengangkat peran teknologi dalam memajukan pendidikan multibahasa serta mendukung pengembangan pengajaran yang berkualitas.
Menurut PBB, saat ini peran teknologi kian dibutuhkan. Hal itu karena teknologi mempunyai potensi untuk mengatasi beberapa tantangan di bidang pendidikan.
Terlebih, sejak pandemi COVID-19 banyak sekolah yang ditutup sementara. Oleh sebabnya, beberapa negara menggunakan teknologi guna menjaga kesinambungan pembelajaran. Namun di sisi lain, banyak pula pelajar yang tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan. Misalnya akses internet, konten pembelajaran hingga dukungan dari sesama.
Sejalan dengan tema Hari Bahasa Ibu Internasional 2022, adanya pembelajaran jarak jauh tidak mencerminkan keberagaman bahasa. Hal ini menjadi tantangan bagaimana cara bahasa ibu dapat dipertahankan di tengah majunya teknologi.
(diolah dari berbagai sumber)