MQFMNETWORK.COM, Bandung – Selama masa arus mudik yang berlangsung sejak Kamis 4 April hingga Jumat 12 April 2024, kepolisian mencatat terjadi 1.848 kasus kecelakaan lalu lintas di seluruh wilayah Indonesia. Rekapitulasi data tersebut diperoleh melalui akses Integrated Road Safety Management System alias IRSMS Korlantas Polri, sistem software khusus untuk merekap, mencatat, dan mengkompilasi semua kasus laka lantas. 

Selama masa arus mudik, tercatat kecelakaan terjadi berjumlah 759 kasus, dengan fatalitas atau jumlah korban meninggal dunia berjumlah 106 jiwa.  Sedangkan untuk masa puncak arus mudik yang belum berakhir, tercatat ada peningkatan jumlah kecelakaan menjadi 1.089 kasus. 

Kasus kecelakaan sebagian besar terjadi di rute mudik, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua Provinsi ini juga tercatat sebagai penyumbang jumlah laka terbanyak. Total terjadinya kecelakaan di Provinsi Jawa Timur adalah 392 kasus, sedangkan Jawa Tengah adalah 268 kasus.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan bahwa pemantauan pengelolaan sampah saat periode mudik lebaran diserahkan sepenuhnya ke pemerintah daerah. Direktur Penanganan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengungkapkan, melalui Surat Edaran Menteri KLHK Nomor 5 Tahun 2024 tentang pengendalian sampah di Hari Raya Idul Fitri 2024, pemerintah daerah diminta mengendalikan sampah di masa Idul Fitri secara serius.

Menurutnya, sudah disampaikan kepada Gubernur, Bupati dan Wali Kota agar mengambil langkah strategis. Oleh karena itu, pihaknya meminta penambahan jumlah petugas untuk mengelola sampah khususnya di periode libur lebaran 2024.

KLHK memprediksi dari 197 juta orang yang akan mudik ke berbagai wilayah berpotensi menghasilkan sampah sekitar 58 ribu ton dalam jangka waktu dua pekan, sehingga pemerintah daerah harus mengambil langkah strategis mengendalikan sampah untuk menjaga lingkungan dan mewujudkan program Mudik Minim Sampah. Salah satu langkah strategis yang harus diambil adalah kesiapsiagaan dan kecukupan petugas di lapangan khususnya selama periode lebaran Idul Fitri 2024.

Guru Besar Kebijakan Publik pada Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Drs. H Budiman Rusli, M.S mengungkapkan, terjadi peningkatan jumlah pemudik di tahun ini yang menjadi sorotan kita bersama. Terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya peningkatan jumlah pemudik tersebut. Eforia setelah pandemi, manjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya jumlah pemudik. Disamping itu, pengaruh yang cukup kentara menurutnya, terdapat cuti bersama dan juga libur sekolah yang bersamaan. Sehingga hal tersebut menjadi momentum yang dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk mudik saat lebaran tahun ini.

Guru Besar Kebijakan Publik pada Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Drs. H Budiman Rusli, M.S

Prof. Budiman menuturkan, peningkatan jumlah pemudik tersebut juga harus diimbangi dengan peningkatan infrastruktur tranportasi yang harus baik dan layak untuk digunakan. Selain infrastruktur yang perlu dibenahi, kesiapan dari para pemudik juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Karena kecelakaan dapat saja terjadi saat momen mudik lebaran tiba.

Menurutnya, terjadinya kecelakaan boleh jadi karena masyrakat lupa dengan keselamatan dirinya. Tidak memikirkan diri dan yang tebayangkan adalah ingin berkumpul dengan keluargnya di kampung halaman dengan segera. Sementara itu, terkait dnegan muatan yang dibawa saat mudik juga menjadi sorotan. Hal tersebut karena over kapasitas yang seringkali tidak memprediksi kemampuan kapasitas atau beban dari kendaraan yang kita gunakan.

Keamanan dan keselamatan berkendara menjadi hal yang penting untuk diperhatikan selama mudik dan arus balik lebaran. Istirahat yang cukup minimal 30 menit, memperhatikan kendaraan apakah layak untuk jalan atau tidak menjadi salah satu antisipasi yang dapat dihadirkan bagi para pemudik. Prof. Budiman berharap terdapat upaya pemerintah untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pemudik untuk senantiasa memperhatikan keselamatan diri dan orang disekitarnya.

Dengan adanya peningkatan jumlah pemudik, tidak menutup kemungkinan akan berdampak juga pada peningkatan volume sampah selama mudik dan arus balik berlangsung. Menurut Prof. Budiman kebiasaan masyarakat pada umumnya masih belum terbiasa menjaga kebersihan, meski sudah disiapkan tempat sampah, larangan dan juga teguran yang santun, kebiasaan menjaga kebersihan tampaknya masih belum muncul dibenak masyarakat.

Pemerintah harus memberikan dukungan dan pembelajaran kepada masyarakat untuk dapat menghadirkan menjaga kebersiahan dimanapun berada. Menurutnya, perlu ada inovasi seperti ada kantong yang khusus untuk menghimpun sampah selama perjalanan dan juga adanya pemilahan membagi antara plastik sampah basah dan sampah kering.

Prof. Budiman menekankan bahwa dalam melakukan mudik saat lebaran, kembali harus memperhatikan aspek keselamatan dan juga kesehatan pemudik. Karenanya keterlibatan semua pihak untuk menjaga kondusifitas saat mudik menjadi hal yang harus dicermati bersama.