Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. Dengan akal dan jasmani yang sempurna manusia diwajibkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena salah satu tujuan dari penciptaan manusia adalah agar ia beribadah kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang paling utama adalah shalat. Karena shalat memiliki posisi khusus dan tersendiri dalam
Islam yang tidak tertandingi oleh posisi ibadah lain manapun.

Ibadah shalat bagi umat Islam merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dalam keadaan apapun, yang berarti tidak ada peluang untuk berdalih dan mencari-cari alasan untuk melalaikan atau meninggalkannya. Jika ditinggalkan atau tidak dilakukan karena lalai atau sebab yang lain, maka akan berdosa dan akan menimbulkan kesan negatif bagi psikologis dan kepribadian yaitu perasaan bersalah. Untuk itu sudah jelas tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan shalat, karena shalat bisa dikerjakan dimanapun berada baik di masjid, di rumah, di kantor tempat kerja, di sekolah, di lapangan dan ditempat-tempat lain yang bisa digunakan untuk shalat.

Shalat merupakan ibadah teragung dalam Islam dan pilar kedua setelah dua kalimat syahadat. Berbeda dengan kewajiban lain, shalat diperintahkan langsung oleh Allah kepada Nabi pada malam Mi’raj tanpa melalui perantara. Oleh sebab itu ibadah shalat diwajibkan bagi seluruh umat manusia dan merupakan sarana yang paling efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat. Jika baik shalatnya, maka baik pula amal ibadah yang lain. Sebaliknya, jika buruk shalatnya, maka buruk pula amal ibadah lainnya. Betapa agungnya kedudukan shalat dalam Islam, sampai-sampai shalat menjadi parameter bagi segala amal
perbuatan.

Ibadah shalat yang dikerjakan lima waktu sehari semalam dalam waktu yang telah ditentukan merupakan fardhu’ain. Shalat fardhu dengan ketetapan waktu pelaksanaannya dalam al-Qur‟an dan al-Sunnah mempunyai nilai disiplin yang tinggi bagi seorang muslim yang mengamalkannya. Shalat dapat melatih dan dapat meningkatkan kedisiplinan, karena aktivitas shalat tidak boleh dikerjakan di luar ketentuan syara‟. Dalam shalat seorang muslim berikrar kepada Allah bahwa sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan matinya hanya bagi Tuhan sekalian alam. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT:

Katakanlah (Muhammad). “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepada-Ku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” (Q.S. al-An‟am/6: 162-163)