Memasuki akhir tahun, mendekati 2024, musim kampanye sudah ramai dimana-mana, bahkan debat Capres baru-baru ini menjadi tontonan sekaligus obrolan dan bahan diskusi banyak orang. 

Lantas, sikap Kita sebagai Umat sebenarnya harus seperti apa ya dalam memilih Pemimpin?

Sahabat MQ, dalam kehidupan bermasyarakat yang kompleks dan beragam, diperlukan seorang Leader yang dapat memimpin sebuah negara agar terciptanya masyarakat yang aman, sejahtera, dan sentosa. Setiap orang pasti menghendaki seorang Pemimpin yang adil, amanah, dan jujur, apalagi seorang Muslim yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, pasti menginginkan adanya Pemimpin yang bertaqwa, shalih, jujur, amanah lagi adil, sehingga terwujudnya masyarakat atau negara yang sejahtera dalam menegakkan syariat Islam.

Sahabat MQ, lalu bagaimana sikap yang tepat bagi seorang Muslim terhadap Pemimpin yang dzalim?

Dalam hadis yang diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim, Rasululloh Shallahu Alaihi Wa Salam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa taat kepada Alloh, Rasul-Nya, dan juga kepada Pemimpin. 

Hadits ini menjelaskan, bahwa Islam telah membebankan kewajiban kepada umatnya untuk taat kepada pemimpin yang taat kepada Allah juga Rasul-Nya. 

Sahabat MQ, setiap manusia pasti tidak akan mau membayangkan, menginginkan apalagi mendambakan pemimpin yang keji, kejam, jahat, culas, khianat dan dzalim. Kehadiran pemimpin seperti ini hanya melahirkan kekeruhan dan kekumuhan, baik kekeruhan sosial, ekonomi, politik dan budaya serta peradaban, mereka hanya menghadirkan kerusakan yang senantiasa bergulir semakin besar dari hari ke hari. 

Fir’aun, adalah gambaran sosok Pemimpin yang Allah murkai, dalam dirinya terakumulasi semua sifat dan sikap yang merusak, sikap sewenang-wenang dan melampaui batas, kesombongan juga keangkuhan yang menjadi cirinya saat berjalan.

Suatu hari Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah  “Wahai Rasulullah, dahulu kita berada dalam keburukan kemudian Allah datang memberikan kebaikan dan kita berada di atasnya apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan lagi? Rasulullah pun menjawab: “Ya”. 

Kemudian Hudzaifah berkata: “Apakah setelah keburukan akan ada kebaikan? Rasulullah menjawab: “Ya,” 

Kemudian Hudzaifah bertanya: “Apakah setelah kebaikan akan ada keburukan? lagi-lagi Rasulullah menjawab: “Ya,” 

Kemudian Hudzaifah bertanya kembali: “Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?, Rasulullah bersabda: “Akan datang setelahku, pemimpin-pemimpin yang yang tidak mengambil petunjukku, mengambil sunnah bukan dari sunnahku, dan akan ada orang-orang yang hati mereka seperti hati syaithon dalam tubuh manusia.

Lalu Hudzaifah berkata: “Wahai Rasulullah, apa yang aku perbuat jika keadaan tersebut menjumpaiku?”

Maka Rasulullah memberi nasihat: “Dengar dan taatilah Pemimpin, walaupun punggungmu dipukul dan hartamu diambil, dengarkan dan taati!

MasyaAllah Sahabat MQ, perintah  menaati Pemimpin dalam hadis tersebut merupakan sebuah penegasan sikap. Namun Islam juga  mengatur kepada umatnya untuk senantiasa saling menasehati dalam kebaikan. 

Begitu pula sikap kita kepada pemimpin yang dzalim, kita hendaknya tidak bosan memberikan nasihat dengan cara yang baik, dan tidak lupa untuk senantiasa mendoakan Pemimpin kita, agar negeri ini dapat dipimpin oleh orang yang adil, sehingga berkahlah tempat kita tinggal saat ini.

Doa Memilih Pemimpin yang Baik

Sahabat Mq, berikut amalan doa yang dapat di amalkan, untuk memohon kepada Allah agar diberikan Pemimpin yang baik.

“Allahumma innii astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudrikawa as aluka min fadllikal ‘ashiimi fa innaka taqdiiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuubi.

Allahumma fain kunta ta’lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wa ma’asyii wa ‘aaqibati amri faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiihi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amri fash rifnii ‘anhu waqdur liyal khaira haitsu kaana tsumma radh-dhinii bih,”.

Yang artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pilihan yang terbaik bagiku menurut ilmu-Mu. Aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon dengan karunia-Mu yang besar karena Engkaulah yang Mahakuasa, sedang aku tidak memiliki kekuasaan apapun.

Engkaulah yang Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui sama sekali. Dan, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib.

Ya Allah, jika memang perkara yang Engkau tentukan ini baik bagiku, dalam urusan agama dan kehidupanku serta akibat urusanku, maka takdirkanlah ia untukku dan mudah-mudahan ia untukku.

Dan, berilah aku berkah dengannya. Namun, jika perkara itu buruk bagiku (karena Engkau Maha Mengetahui) dalam agamaku dan kehidupanku serta dampak urusanku, maka hindarkanlah aku darinya. Takdirkanlah kebaikan untukku dimana saja adanya. Lalu, jadikanlah hatiku meridhainya,”.

Sahabat MQ, Sejatinya Pemimpin yang terpilih telah tercatat suratan dan takdirnya. Maka, mari kita langitkan doa, semoga negeri kita dianugerahi pemimpin yang jujur, adil, dan amanah, dan yang paling utama adalah Pemimpin yang takut pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menjadikan Rasulullah sebagai panutannya. 

Wallahualam.