Sindrom mata kering merupakan penyakit multifaktorial air mata dan permukaan okular yang ditandai dengan penglihatan tidak nyaman, penglihatan kabur dan instabilitas lapisan air mata yang berotensi menimbulkan kerusakan permukaan okular. Penyakit multifaktorial pada air mata dan permukaan mata ini menimbulkan gejala tidak nyaman, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan tear film dengan potensial merusak permukaan mata. Keadaan ini bisa diikuti dengan peningkatan osmolaritas tear film dan inflamasi permukaan mata.
Mata kering dapat terjadi sendiri atau bersamaan dengan kelainan lain. Berdasarkan etiopatologi, mata kering dikelompokkan menjadi dua, yaitu mata kering defisiensi aqueous (ADDE) dan mata kering evaporasi (EDE).
Mata Kering Defisiensi Aqueous (MKDA)
Disebabkan oleh kegagalan sekresi air mata lakrimal akibat disfungsi kelenjar lakrimal asinar atau penurunan volume sekresi air mata. Keadaan ini menyebabkan hiperosmolaritas karena evaporasi tetap berlangsung normal.
Mata Kering Evaporasi (MKE)
MKE terjadi akibat kehilangan air mata di permukaan mata, sedangkan kelenjar lakrimasi berfungsi normal. Keadaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik (struktur kelopak mata) dan ekstrinsik (penyakit permukaan mata atau pengaruh obat topikal), keterkaitan kedua faktor masih sulit dibedakan.
Diagnosis
Urutan pemeriksaan mata kering antara lain:
1. Riwayat pasien dengan kuesioner
2. Tear film break-up time dengan fluoresein
3. Pewarnaan permukaan mata menggunakan fluoresein atau lissamine green
4. Tes Schirmer I dengan atau tanpa anestesi/tes Schirmer II dengan stimulasi nasal
5. Pemeriksaan kelopak mata dan kelenjar meibomian