Teknologi telekomunikasi saat ini memang mulai berkembang pesat salah satunya dengan kehadiran teknologi 4G LTE yang diperkenalkan operator pada akhir 2015 membuat industri seluler di Indonesia semakin bergerak dinamis. Namun tahukah anda sahabat MQ, ternyata penemu 4G ini orang asli Indonesia ialah Khoirul Anwar. Lahir pada tanggal 22 Agustus 1978 di Kediri Jawa Timur.

Putra dari pasangan Sujianto dan Siti Fatmi ini masa kecilnya memang jauh dari teknologi. Ia lebih akrab di lingkungan petani di pedesaan. Bahkan sejak kecil hidupnya serba kekurangan. Kedua orang tuanya pun tidak sempat menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar. Pada tahun 1990  ketika ia baru lulus Sekolah ayahnya meninggal dikarenakan sakit. Oleh karena itu Khoirul Anwar hanya tinggal bersama ibunya yang menjadi petani di Kediri. Ibunya terus berupaya keras menyekolahkannya, upaya keras ibunya tersebut memang tidak disia-siakan Khoirul.

Sahabat MQ dapat menyimak rekam siar dibawah ini.

Pada akhirnya usaha Khoirul dalam meraih prestasi membuatnya dapat melanjutkan studi ke Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Elektro setelah lulus dari SMA 2 Kediri. Ia selalu mendapatkan beasiswa selama 4 tahun berturut-turut. Hasilnya pada tahun 2000 ia lulus dengan predikat cumlaude.

Keberhasilannya dalam studi tidak hanya berhenti sampai di ITB. Kecerdasannya terus membawa dirinya ke jenjang yang lebih tinggi dengan modal beasiswa dari Panasonic untuk melanjutkan studi S2 di Nara Institute of Science and Technology di Jepang, kemudian ia lulus pada tahun 2005.

Setelah itu ia kembali mendapatkan beasiswa dari perusahaan Jepang di kampus yang sama. Pada tahun 2006 setelah menuntut ilmu di Jepang ia mendapatkan penghargaan Best Student Paper Award of Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) di California. Khoirul juga mendapatkan konstribusi keilmuan luar negeri dari konsulat jenderal RI di Osaka pada tahun 2007. Hingga pada akhirnya nama Khoirul Anwar mampu menarik perhatian dunia setelah ia menemukan teknologi 4G berbasis Orthogonal Frequency Division Multiplexing yang menjadi paten pertamanya. Pada paten kedua Khoirul kembali mengembangkan kecepatan teknologinya agar lebih tinggi dan teman-teman sesama penelitiannya menganggap hal ini mustahil dilakukan.

Terinspirasi Dragon Ball

Di tengah pemikiran kerasnya tiba-tiba ia mendapatkan ide saat menonton film animasi Jepang kegemarannya Dragon Ball. Ide itu muncul saat Goku selaku pemeran utama melayangkan jurus genkidama alias spirit ball, ia melihat adegan dimana tokoh Goku menyerap semua energi makhluk hidup di alam, sehingga menghasilkan tenaga yang luar biasa. Khoirul memisalkan jurus genkidama sebagai turbo equalizer yang mampu mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ternilai maupun blok transmisi yang terdahulu untuk menyelapkan distorsi data akibat intervensi gelombang.

Berawal dari hal yang sederhana dengan itu ia mendapatkan konsep yang ia turunkan sebagai formulanya yang ditulis dalam sebuah penelitian ilmiahnya yang bertajuk A Simple Turbo Equalization for Single Carrier Block Transmission without Guard Interval. Setelah menurunkan matematikanya secara konkrit Khoirul meminta rekannya Hui Zhou untuk membuat programnya. Metode ini bisa mampu memecahkan masalah transmisi nirkabel apalagi sistem ini dapat diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi. Maka tak hiran bahwa temuanya ini mendapatkan penghargaan best paper untuk kategori young saintis pada Institute of Elektrical and Electronica Engineers 2010 yang digelar pada 16-19 Mei di Taiwan.

Diluar kehidupannya sebagai peneliti Khoirul juga mengajar dan membimbing mahasiswa master dan doctoral. Kedalaman pengetahuan agama pria yang sempat menjadi takmir masjid di SMAnya itu membuatnya didaulat jadi penceramah agama di Jepang. Bahkan ia menjadi khotib idul fitri. Tak hanya itu ia juga kerap memberikan kuliah kebudayaan Indonesia. Kini Khoirul tinggal di Nomi Ishikawa tak jauh dari tempatnya bekerja ia tinggal bersama istrinya Sri Yayu Indriani dan ketiga anak tercintanya. Rekan kerjanya sering mengatakan bahwa kehadiran keluarganya akan menganggu risetnya. Namun ia tak sependapat, malah keluarga akan memberikan banyak inspirasi.